SAMOSIR – Menurut cerita, orang-orang dari Desa Sijambur dikenal sebagai orang berpenampilan sangat kampung. Biasanya orang dari Sijambur dijuluki Pardolok, yang artinya orang gunung. Dikenal pula sebagai daerah yang sangat sulit air. Makanya kebanyakan generasi muda memilih meninggalkan kampung ini.
Belakangan, kemajuan zaman cukup membuat perubahan terhadap Lumban Pokki Sijambur di Kecamatan Ronggurni huta ini.
Jalan menuju desa kini cukup bagus. Ada beberapa titik masih tidak begitu bagus.
Apapun tantangan yang dihadapi oleh masyarakat setempat tidak menyurutkan semangat mereka untuk terus meraih kesempatan untuk berkembang.
Dari desa wisata ini pula muncul petani yang berperan multi.
Multi maksudnya, petani yang mampu memproduksi sumber daya pertanian menjadi produk olahan yang siap pakai hingga menjadi marketer untuk pemasaran produknya.
Produk Kreatifnya Menonjol
Ini pula yang menjadi ciri khas desa wisata ini. Jika bro dan sista mencari desa-desa yang memiliki pemandangan keren dengan latar Danau Toba, desa ini bukan tempatnya.
Desa Sijambur Lumban Pokki lebih sering dikunjungi karena kegiatan hilirisasi pertaniannya. Terkenal sebagai penghasil Madu Hutan Samosir dan Minyak Sereh Wangi.
Tidak hanya itu. Ada beberapa produk yang punya nilai potensi besar untuk dikembangkan seperti produk turunan Minyak Cengkeh, Minyak Ekaliptus dan lainnya. Namun, karena keterbatasan peralatan menyebabkan desa ini belum mampu mengembangkan produk turunan tersebut dalam jumlah besar.
Salah satu sosok kreatif yang berperan memberdayakan masyarakat desa yakni Raja Tamba yang memilih untuk tinggal di kampung dan mengembangkan sumber daya yang ada di Lumban Pokki.
Sekalipun tinggal di desa yang sulit air, ia mampu menghasilkan produk berdaya guna yang dapat diterima pasar. Kebanyakan tamu yang datang ke desa inipun untuk alasan meningkatkan pengetahuan akan alam atau ekowisata.
Ekowisata Gratis
Bagi Bro dan sista yang tertarik untuk mempelajari cara beternak madu, minyak sereh, dan tanaman lainnya, desa ini rekomendasi buatmu.
Desa ini menawarkan ekowisata gratis tanpa pungutan apapun. Gratis uang masuk dan parkir.
Bro dan sista juga berkesempatan untuk menimba pengetahuan dan melihat berbagai jenis tanaman di sini.
Hingga kini, desa ini belum dapat menawarkan banyak hal akibat kesulitan pasokan air. Akses ke sini cukup menantang.
Sebab, harus melewati jalur hutan dan pegunungan. Bro dan sista yang ingin ke sini bisa pilih melewati Pangururan atau Tomok.
Dari Pangururan pilih jalanan menuju Danau Sidihoni. Sebaliknya, dari Tomok menuju Ronggurnihuta lalu ke Desa Sijambur.
Saat kami ke sini melewati Jalur Pangururan, untuk pulangnya menuju penginapan kami di Huta Raja Samosir, kami memilih jalur turunan menuju Lumban Manik.
Sepanjang perjalanan, kami disuguhi pemandangan berupa pohon cengkeh, pinus, ekaliptus dan jenis tanaman keras lainnya.
Penulis : Damayanti Sinaga
Editor : Mahadi Sitangang