NINNA.ID-Pernah dengar istilah Kampung Berseri Astra? Ini merupakan program dari PT Astra Internasional untuk pengembangan desa. Di Pulau Samosir, desa yang menjadi binaan perusahaan ini adalah Desa Wisata Hariara Pohan.
Desa yang terletak di Kecamatan Harian Kabupaten Samosir ini sejak tahun 2022 dilatih untuk mengembangkan desa menjadi desa wisata.
Sekalipun terbilang baru disahkan menjadi desa wisata, desa ini langsung memperoleh penghargaan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk kategori homestay.
Sebenarnya, pembinaan yang diberikan oleh PT Astra tidak hanya terbatas kepada homestay. Pengembangan UMKM, budaya, dan lainnya turut dikerahkan oleh perusahaan konglomerat multinasional ini di Desa Wisata Hariara Pohan.
Akan tetapi, dari sekian kategori yang dinilai Kemenparekraf, yang mendapatkan penghargaan yakni homestay.
Sekalipun hanya ada 2 homestay yang konsisten menerima tamu, pengelola homestay ini benar-benar siap dan terlatih untuk menerima tamu. Kedua homestay merupakan Rumah Batak warisan dari leluhur yang usianya sudah ratusan tahun.
1 dari kedua homestay yakni Homestay Jabu Siamun. Rumah ini diprediksi sudah berusia lebih dari 300 tahun. Hal ini didasari perhitungan yang menempati Rumah Batak ini adalah generasi kelima dari Opung (Kakek) yang membangun rumah tersebut.
Istilah Jabu Siamun dalam Bahasa Batak diartikan Rumah (Sebelah) Kanan. Karena ketika menuju rumah tersebut dari pintu masuk ke kampung ini, letaknya di sebelah kanan. Sekalipun sudah sangat tua, rumah ini masih kokoh.
Keturunan Jabu Siamun yakni Tari Sinaga yang mengelola homestay ini. Ia bercerita kadang kala ia harus menolak tamu yang datang hendak menginap di homestaynya.

Tata Kelola Homestay
Tari Sinaga, pengelola Homestay Jabu Siamun, mematok 100ribu untuk 1 orang yang menginap. Tamu akan tidur di Rumah Batak yang terbuka, bukan di kamar. Tamu akan didampingi atau tinggal bersama dengan Tari Sinaga sebagai tuan rumah.
Namun, bukan berarti satu rumah Batak hanya dihuni oleh satu tamu saja. Homestay ini bisa memuat puluhan orang yang menginap sekaligus.
Untuk 100ribu tersebut, tamu berhak tidur di rumah dengan alas tikar, bantal dan selimut. Tamu juga akan mendapatkan sarapan gratis. Jika tamu ingin masak di rumah, Tari menyediakan peralatan untuk digunakan. Atau jika tamu ingin makan siang disediakan tuan rumah, Tari pun bersedia untuk mempersiapkannya.
Sedikit berbeda dengan Tari, Alusdin mematok 150ribu per tamu. Untuk 150ribu tersebut ia memberikan tiga kali makan bagi tamunya.
Rumahnya dapat menampung puluhan orang sekaligus dan memang selama ini, lebih banyak tamu rombongan yang menginap di rumahnya.
Sekalipun kamar mandinya hanya 1, saat tamu-tamu butuh ke kamar mandi, ia mengalihkan mereka ke kamar mandi tetangga yang berdekatan.
Sama seperti Tari, Alusdin tinggal berdamping atau serumah dengan tamu. Ia juga menetapkan ketentuan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh tamu.
“Kalau ada sepasang tamu tapi bukan suami istri. Katakanlah mereka sedang pacaran, kami tidak izinkan mereka tidur berduaan. Kalau mau, si perempuan tidur ditemani istri saya, si laki-laki saya temani. Kami tidak mau tamu kami melanggar batas-batas norma kesusilaan,” jelas Alusdin Tegas.
Karena kebutuhan atau permintaan untuk homestay kian meningkat, Alusdin Sihotang dan Tari Sinaga berharap hadiah dari Kemenparekraf dapat diberikan jadi tambahan modal untuk pengembangan homestay.
Bantuan Astra
Alusdin dan Tari mengakui bantuan dari PT Astra sangat berarti bagi mereka. Sebenarnya mereka tidak menyangka kategori homestay yang menang. Padahal bisa dibilang bantuan PT Astra lebih banyak untuk kategori lainnya di desa mereka.
Alusdin Sihotang menyebutkan, bantuan dari Astra antara lain sumbangan ide, pembinaan, serta bantuan untuk pengembangan UMKM yang ia juga terlibat di dalamnya.
“Apakah Spring Bed ini juga dari PT Astra? Saya tidak tahu persis. Tapi yang menyerahkannya adalah Dinas Pariwisata Samosir,” jelas Alusdin.
Tari Sinaga mengatakan, ia juga mendapat bantuan berupa peralatan UMKM dari Astra untuk pembuatan sambal. Hanya saja karena sudah sangat sibuk untuk mengurusi tamu-tamu ke homestaynya, ia menghentikan sementara pengembangan produk tersebut.
Ia khawatir tidak dapat seimbang dalam mengerjakan homestay dan UMKM sekaligus. Untuk saat ini ia ingin fokus untuk tata kelola dan pengembangan homestay.