Data Ekonomi AS Diproyeksikan Melemah, IHSG, Rupiah, dan Emas Kompak Menguat

Jakarta, NINNA.ID— Pasar keuangan Indonesia dibuka menguat pada perdagangan hari ini, ditopang oleh sentimen memburuknya proyeksi data ekonomi Amerika Serikat serta ketegangan dagang antara AS dan China yang belum mereda.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat ke level 6.748, sementara nilai tukar rupiah menguat di kisaran Rp16.800 per dolar AS.

Dari sisi global, pelaku pasar mencermati rilis sejumlah data ekonomi utama dari AS, termasuk data indeks kepercayaan konsumen yang diperkirakan akan kembali melemah.

Data ini akan dirilis malam nanti saat pasar keuangan AS dibuka, dan diperkirakan akan berpengaruh signifikan terhadap pergerakan pasar keesokan harinya.

Ketidakpastian juga datang dari tensi perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia, AS dan China.

Pemerintah China menyatakan bahwa hingga saat ini belum ada dialog maupun negosiasi lanjutan dengan Presiden AS Donald Trump atau pejabat AS lainnya.

Hal ini menegaskan bahwa belum ada kemajuan berarti dalam meredakan konflik dagang, yang terus membayangi pasar global.

TERKAIT  Rudal Rusia Menghantam Menara Apartemen Ukraina, Membunuh Sembilan Orang

Di Kawasan Asia, mayoritas bursa saham bergerak variatif dengan kecenderungan menguat.

BERSPONSOR

Akan tetapi bursa China seperti Hang Seng, Shenzhen, dan Shanghai tercatat melemah pada sesi pagi.

Sementara itu, IHSG menunjukkan penguatan moderat dan diperkirakan akan bergerak dalam rentang 6.720 hingga 6.790 sepanjang hari ini.

Mata uang rupiah juga mencatat penguatan di tengah ketidakpastian global, diperkirakan akan bergerak di rentang Rp16.760 hingga Rp16.820 per dolar AS.

Di sisi lain, harga emas melonjak dan ditransaksikan di kisaran US$3.330 per ons troy, atau sekitar Rp1,8 juta per gram.

- Advertisement -

Logam mulia ini kembali menjadi aset lindung nilai yang diminati, terutama karena belum adanya tanda-tanda pemulihan hubungan perdagangan antara AS dan China.

Kondisi ini menegaskan kecenderungan investor untuk mencari instrumen yang lebih aman (safe haven) di tengah potensi memburuknya perekonomian global.

Dengan data pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan ketenagakerjaan AS yang akan dirilis dalam waktu dekat dan diperkirakan negatif, kekhawatiran akan potensi resesi kian menguat.

BERSPONSOR

ARTIKEL TERKAIT

TERBARU