Tigaras, NINNA.ID-Di balik nyamannya perjalanan dari Siantar ke Tigaras, dari Balige ke Bandara Silangit, ada kisah panjang tentang keberanian dan kepedulian seorang perempuan bernama Masta Sidabalok.
Dialah sosok pendiri PT PARISMA JAYA TRANS, perusahaan transportasi darat yang kini menjadi nadi mobilitas masyarakat di Kawasan Danau Toba.
Pada 31 Desember 2010, dengan hanya 8 unit Mitsubishi L-300, Masta memulai langkah kecilnya dengan membuka trayek Siantar–Tigaras.
Bagi banyak orang, ini hanya jalur biasa. Tapi bagi masyarakat desa di pinggir Danau Toba, ini adalah jalur kehidupan—penghubung anak-anak sekolah, pedagang kecil, petani, dan warga yang ingin ke kota untuk berobat, berjualan, atau sekadar mencari harapan baru.
Perjuangannya bukan hanya soal mengantar penumpang dari titik A ke B. Lebih dari itu, PT PARISMA JAYA hadir dengan misi sosial: membuka akses, menghubungkan mimpi, dan memperkuat ekonomi lokal.

Transportasi Hemat
Salah satu kekuatan PARISMA ada pada keberpihakannya pada masyarakat. Dengan tarif yang terjangkau dan rute langsung ke berbagai titik strategis, perusahaan ini menjadi pilihan utama bagi banyak orang yang ingin bepergian tanpa harus merogoh kocek terlalu dalam.
“Kami ingin semua orang bisa bepergian dengan aman, nyaman, dan hemat,” kata Masta dalam sebuah wawancara singkat. “Transportasi bukan barang mewah, tapi kebutuhan dasar.”
Dengan pendekatan berbasis hati, armada PARISMA menyusuri jalan-jalan berbukit, jalan berlobang-lobang, menembus kabut pagi dan panas siang, membawa harapan bagi penumpangnya—entah itu seorang ibu yang akan menjual hasil tani, atau mahasiswa yang pulang untuk menjenguk orang tua.
Menumbuhkan Harapan
Bukan hanya penumpang yang terbantu. PT PARISMA JAYA juga berperan dalam menyerap tenaga kerja lokal.
Dari sopir, admin loket, mekanik, hingga petugas kebersihan, sebagian besar adalah putra-putri daerah Danau Toba.
Ini bukan sekadar soal pekerjaan, tetapi tentang rasa memiliki dan kebanggaan membangun kampung halaman lewat profesi masing-masing.
Di saat banyak perusahaan besar mengimpor tenaga kerja dari luar, PT PARISMA JAYA justru melakukan sebaliknya. Mereka percaya bahwa anak-anak dari kampung juga mampu, asalkan diberi kesempatan.
Pendekatan Lokal, Komitmen Global
Dengan pendekatan lokal yang kuat, rute-rute PARISMA kini menjangkau banyak titik penting: dari Parapat, Tigaras, Ajibata, hingga Siborong-borong dan Dolok Sanggul.
Mereka tak berhenti di sana. Inovasi terus dilakukan—dari peningkatan kenyamanan armada seperti Hiace dan ELF, hingga rencana penjemputan langsung (door-to-door) yang sedang diperjuangkan.
Ini adalah perusahaan transportasi yang tidak hanya mengangkut badan, tetapi juga menggerakkan kehidupan.
Dari Hati, Untuk Tanah Kelahiran
Kisah PT PARISMA JAYA TRANS adalah kisah tentang keberanian bermimpi di kampung halaman. Ini bukan sekadar bisnis, tapi bentuk nyata cinta pada tanah kelahiran.
Masta Sidabalok dan timnya mengajarkan kita bahwa transportasi bisa menjadi jalan pulang, bukan hanya secara fisik, tapi juga secara emosional.
Di Danau Toba, setiap perjalanan bersama PARISMA bukan hanya tentang sampai tujuan. Tapi tentang menghidupkan kembali ikatan dengan kampung halaman.
Penulis/Editor: Damayanti Sinaga