KARO – Sumatera Utara memang dikenal dengan pesona Danau Tobanya. Namun jika bro dan sista berkunjung ke Sumatera Utara, akan menjumpai banyak danau yang tidak kalah ciamiknya dengan Danau Toba, seperti Danau Sidihoni dan Aek Natonang di Samosir, Danau Sicike-cike di Dairi dan Danau Lau Kawar di Kabupaten Karo.
Diambil dari bahasa Karo, Lau artinya air dan Kawar adalah tawar. Danau yang berarti Danau Air Tawar ini merupakan objek wisata alam yang ada di kaki Gunung Sinabung, tepatnya di Desa Kutagugung, Kecamatan Naman Teran, Kabupaten Karo, Sumatera Utara.

Danau Lau Kawar ini juga sering disebut sebagai Taneh Karo Simalem karena dihiasi oleh anggrek yang sangat mengagumkan.
Suasana danau yang sunyi dan damai kerap dijadikan pengunjung sebagai tempat meditasi dan menyembuhkan berbagai penyakit psikis.
Asal mula terbentuknya danau ini juga masih meninggalkan misteri. Banyak opini bertebaran tentang terbentuknya danau ini. Jika dilihat dari cerita rakyat, konon Danau ini terbentuk akibat air mata kesedihan seorang ibu yang melihat anaknya berkelahi. Dua anak yang membuat ibunya menangis itu adalah Sinabung dan Sibayak. Keduanya dikutuk sehingga sehingga terjadilah bencana alam yang menenggelamkan desa tersebut.
Namun itu hanyalah cerita rakyat belaka. Jika dilihat dari sisi geologi, danau ini diduga terbentuk akibat runtuhan lereng gunung Sinabung yang pada akhirnya membentuk lereng setengah lingkaran kemudian terisi dengan air dan jadilah Danau Lau Kawar. Adanya bongkah batuan beku di sekitar danau semakin memperkuat proses geologi itu.
Butuh waktu kurang lebih 3 jam dengan jarak 70 kilometer dari Kota Medan untuk sampai ke tempat ini. Dalam perjalanan menuju lokasi ini, bro dan sista akan dimanjakan dengan keindahan alam yang membentang di setiap sisinya. Bro dan sista akan menyusuri jalur berliku, perkampungan yang masih sangat asri, kebun sayur dan buah serta kemegahan rumah adat karo yang ada di  Desa Lingga.
Setibanya di pintu kedatangan Danau Lau Kawar, bro dan sista tidak perlu merogoh budget yang besar. Bro dan sista cukup membayar biaya retribusi masuk sebesar Rp15.000 sudah termasuk parkir.

Banyak aktivitas yang bro dan sista bisa lakukan selama di Danau ini, seperti menyaksikan kegagahan gunung Sibayak dari jarak yang sangat dekat, mengarungi danau dengan rakit yang tersedia.
Danau Lau Kawar ini sering dijadikan sebagai spot foto pra-wedding. Tidak perlu khawatir akan durasi berwisata, jika bro dan sista ingin berwisata lebih dari 24 jam, maka sudah tersedia penginapan yang mewah berstandar hotel resort, Villa Maripro Laukawar. Harganya juga lumayan bervariasi, mulai dari Rp150.000 untuk ground camping, Buble Tent Glamping seharga Rp750.000, Vila Kopi Rp1.000.000, Villa Jeruk dan rumah adat Rp2.000.000. Memang lumayan menguras kantong, namun amenitas yang ditawarkan kepada bro dan sista tidak kalah dengan hotel bintang 5.
Jadi, kalau bro dan sista datang ke Sumatera Utara, Danau Toba memang harus menjadi spot utama namun jangan lupa juga, Danau Lau Kawar menanti bro dan sista dari Kabupaten Karo. Keindahan dan cerita yang disajikan tidak kalah kerennya dengan Danau Toba.
Penulis : Ananda Josua Siburian
Editor   : Mahadi Sitanggang