SAMOSIR – Mari kita lanjutkan kisah Dalihan Natolu yang sudah diuraikan pada tulisan kami sebelumnya. Dikisahkan, setelah Pande Uhir dan Partiga Ulos meninggalkan patung itu, Partiga Mas datang dan akan melewati lokasi patung tersebut.
Dari kejauhan terlihat seolah-olah ada sosok puteri menari. Si pedagang mas heran dan bertanya tanya dalam hatinya. “Kok bisa ada ya perempuan di tengah hutan belantara ini menari?”
Sembari berjalan mendekati patung, dia lalu terkejut.
“Abago, gana-ganaan do hape. Ise ma ulaning manggombaron. Jala ise musema na mambahen ulos na on” (astaga, ini adalah sebuah tulah yang diciptakan oleh seseorang. Siapalah yang mengukir ini dan yang meletakkan ulos ini di sini).
Dalam hati, si pedagang mas pun berkeinginan meletakkan beberapa perhiasan ke patung tersebut. Tanpa berpikir lama, kemudian dia mengenakan beberapa perhiasan mas seperti kalung, gelang dan antiñg-anting ke patung tersebut.
Setelah semua terpasang denegan baik, kemudian dia memandang patung tersebut dari kejauhan. Astaga, patung itu sangat cantik dan menawan. Dalam hati dia bergumam, seandainya patung ini adalah manusia benaran akan kujadikan sebagai pendamping hidupku.
Karena hari sudah menjelang siang, jam sudah menunjukkan pukul 12.00 WIB, dia lalu berencana melanjutkan perjalanannya. Oleh karena itu, dia berencana mengambil perhiasan yang sudah ia letakkan di patung tersebut. Namun ketika hendak mengambil perhiasan itu, terdengar gemuruh yang sangat kuat disertai halilintar, membuat bulu kuduk si pedagang mas berdiri. Dia ketakutan.
Tanpa sadar dia pun berucap: “Alang turak alang tagan, naeng mulak nunga lobi satonga dalan”. Artinya perjalan sudah kepalang tanggung, mau hendak pulang pun sudah tidak mungkin karena sudah di pertengahan perjalanan. Dia pun memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya.
Tidak terasa hari berganti minggu, minggu pun berganti bulan dan bulan pun berganti tahun. Kabar pun sangat cepat berkembang ke segala penjuru yang mengatakan, ada patung puteri yang memiliki alam gaib, dan kebetulan di wilayah tersebut ada seorang datu nasumurung nalumobi partawar parabang-abang, partawar parubung-ubung, Siparata naung busuk, sipangolu naung mate (Dukun sakti mandraguna yang memiliki semua tawar penyakit yang dapat menyegarkan sesuatu yang sudah busuk dan menghidupkan orang yang sudah mati).
Penulis : Aliman Tua Limbong
Editor : Mahadi Sitanggang