SAMOSIR – Banyaknya makam kuno dan artefak dari zaman megalitikum menjadikan lokasi Desa Tomok sebagai salah satu situs kekayaan budaya Batak yang ingin dikunjungi para wisatawan. Terdapat kuburan batu atau sarkofagus yang merupakan jejak sejarah kehidupan raja yang terkenal kesaktiannya di wilayah Tomok Samosir.
Melanjutkan perjalanan wisata di Desa Tomok, traveler biasanya sudah berencana melihat makam batu Raja Sidabutar. Menurut legenda di sana, Raja Sidabutar adalah manusia pertama yang ada di Pulau Samosir.
Lokasi makan, tidak jauh dari dermaga wisata,. Hanya berjalan kaki sekira 100 meter, jika di seberang jalan terlihat jalan sedikit menanjak, itulah arah menuju makam.
Di depan kompleks permakaman berdiri sebuah gapura besar yang dihiasi ornamen ukiran pahatan tangan (gorga) sebagai simbol spiritual orang Batak dengan warna merah, hitam dan putih.
Merah artinya keberanian, hitam artinya kepemimpinan dan putih artinya kesucian.
Sebelum memasuki makam traveler diharuskan memakai ulos untuk melestarikan dan menjaga kearifan lokal saat di dalam lokasi makam.
Setelah masuk dan duduk, pemandu wisata akan menjelaskan satu persatu sejarah, arti dan makna yang ada dalam makam itu secara keseluruhan.
Kuburan batu atau makam tua ini berupa komplek pemakaman Raja Sidabutar dan keluarganya.
Makam terlihat berupa beberapa peti batu yang dihiasi dengan pahatan kepala manusia dan bentuk ornamen lainnya.
Peti batu tidak ditanam ke tanah melainkan berada di atas tanah.
Di dalam peti-peti batu itulah jasad tiga raja beserta kerabatnya “dikuburkan.”.
Proses pembuatan makam ini sudah dipersiapkan langsung oleh Sang Raja sebelum dia meninggal, dengan mempekerjakan tukang pahat di Pulau Samosir.
Kubur batu ini merupakan peninggalan masa megalitikum yang sudah terjaga kurang lebih 460 tahun.
Di dalam kepercayaan masyarakat Batak kuno, kesaktian Raja Sidabutar terdapat pada rambut gimbalnya yang tidak boleh dipotong.
Kabarnya, rambut Sang Raja terikat di ujung tombak tunggal panaluan yang masih tersimpan dalam Museum Rumah Batak.
Ada tiga raja yang dimakamkan di sana, yaitu raja pertama Raja OP Soribuntu Sidabutar dan kedua Raja OP Ni Ujung Barita Sidabutar, mereka masih belum memeluk agama, tetapi menganut kepercayaan animisme yang dikenal dengan Parmalim.
Di dalam adat batak toba, animisme, mempercayai kekuatan magic dari kayu dan batu.
Sedangkan Raja ke tiga adalah Op Solompuan Sidabutar dan sudah memeluk agama Kristen. Beberapa kuburan lainnya di sana merupakan makam keluarga, istri dan anak-anak dari Sang Raja.
Selesai mendengar penjelasan dan sejarah singkat traveler diarahkan meninggalkan komplek permakaman dan tidak boleh menoleh ke belakang.
Museum Batak
Setelah pengunjung mendapatkan informasi dari pemandu wisata di Makam Raja. Selanjutnya traveler diajak melihat bangunan museum berbentuk Rumah Bolon dengan ragam hias ornamen khas batak.
Ornamen khas di Desa Tomok yang sering ditemui juga terdapat pada bangunan ini yang berupa ukiran cicak dan empat payudara.
Ukiran cicak memiliki makna sebagai perlindungan dan pesan kepada masyarakat Batak untuk bisa berbaur dengan lingkungannya di manapun ia berada. Sedangkan dua pasang payudara memiliki makna kesuburan.
Museum Batak Tomok menyimpan berbagai koleksi benda-benda sejarah etnis Batak di masa lampau, berupa kain tenun khas Batak yaitu ulos dengan bermacam-macam motif, pahatan unik dari kayu dan batu yang memiliki nilai historis tinggi.
Pahatan dan ukiran seperti patung, perkakas yang dipakai untuk pertanian, peralatan dapur, senjata tradisional pada masa kerajaan terdahulu.
Penulis : Ferindra
Editor : Mahadi Sitanggang