Catatan Penting Persiapan Libur Natal dan Tahun Baru 2026 di Kawasan Danau Toba

NINNA.ID-Desember selalu membawa cerita — tentang perjalanan, pertemuan, dan keindahan yang ingin kita kejar sebelum tahun berganti. Dan bagi Indonesia, tak ada panggung alam yang lebih memesona untuk menutup tahun selain Danau Toba — permata di jantung Sumatra yang setiap Desember berdenyut oleh semangat wisatawan dari seluruh penjuru negeri.

Namun di balik panorama menakjubkan dan riuhnya liburan, ada kerja besar yang harus disiapkan. Pemerintah, pelaku pariwisata, pengelola pelabuhan, hingga masyarakat lokal perlu bersinergi agar setiap perjalanan menuju Danau Toba menjadi aman, nyaman, dan berkesan.

Catatan ini bukan sekadar daftar tugas, tetapi ajakan untuk menjaga irama harmoni antara alam, wisata, dan manusia.

Apa yang telah dipelajari pada Desember 2024 menjadi pijakan penting bagi kita semua untuk menyambut Desember 2025 dengan kesiapan yang lebih matang — dengan semangat kolaborasi, inovasi, dan tanggung jawab bersama.

jalan tol
Berdasarkan data monitoring Dishub Sumut, volume kendaraan yang melintas selama periode arus balik mencapai ratusan ribu unit per hari, dengan lonjakan tertinggi pada sejumlah ruas tol utama.

Mari wujudkan liburan Natal dan Tahun Baru di Danau Toba bukan hanya sebagai perayaan akhir tahun, tetapi sebagai simbol kebersamaan dan kebangkitan pariwisata Indonesia.

  1. Prediksi Lonjakan Wisatawan
  • Berdasarkan data Desember 2024, pergerakan masyarakat nasional mencapai 110,67 juta orang.
  • Sumatra Utara termasuk 8 destinasi utama tujuan wisata.
  • Puncak liburan:
    • 21–24 Desember 2025 (Natal)
    • 28–31 Desember 2025 (Akhir Tahun)
    • 2–5 Januari 2026 (libur lanjutan)
      ➡️ Antisipasi kepadatan tinggi di Pelabuhan Ajibata, Tigaraja, Simanindo, dan Tigaras.
  1. Kesiapan Transportasi dan Pelabuhan
  • Evaluasi 2024:
    • KMP Ihan Batak 100% online ticketing → berjalan baik.
    • KMP Sumut baru 60% online → tadinya target 2025 wajib 100% online. Tapi sampai sekarang tak kunjung 100 online.
    • Kapal kecil & ferry lama masih manual → perlu percepatan digitalisasi & transparansi tarif. Tapi sampai sekarang masih manual.
  • Pelabuhan padat 2024: Ajibata–Tomok, Tigaraja–Tuktuk, Tigaras–Simanindo.
  • Rencana 2025:
    • Pastikan integrasi sistem tiket online antar pelabuhan (Ajibata, Tigaras, Simanindo).
    • Tambahkan jadwal ekstra (trip tambahan) di hari puncak.
    • Posko terpadu di setiap pelabuhan besar dengan koordinasi Dishub, Polri, Basarnas, BPBD, dan Dinas Pariwisata.
    • Informasi jadwal real-time dipublikasikan di media sosial dan website resmi (Kemenhub/Dishub/Kemenpar).
  1. Aksesibilitas dan Jalur Darat
  • Jalur Medan–Tigaras–Simanindo kini paling cepat (±4,5–5 jam) → promosikan jalur ini sebagai alternatif utama.
  • Pemeliharaan jalan menuju pelabuhan (Sidamanik, Saribu Dolok) wajib selesai paling lambat November 2025.
  • Siapkan rambu digital dan titik istirahat (rest area mini) di sepanjang rute wisata utama.
  1. Kesiapan Destinasi & Akomodasi
  • Tahun 2024, homestay dan hotel penuh di kawasan Tuktuk, Parbaba, Tomok, dan Ambarita.
    ➡️ 2025:

    • Dinas Pariwisata & pengelola destinasi harus memetakan kapasitas kamar dan harga maksimal.
    • Edukasi standar CHSE untuk homestay dan pelaku wisata kecil.
    • Sediakan informasi resmi penginapan legal agar wisatawan tidak tertipu.
    • Pastikan akses air bersih, listrik cadangan, dan pengelolaan sampah siap untuk lonjakan pengunjung.
  1. Manajemen Krisis dan Cuaca Ekstrem
  • BMKG peringatkan potensi cuaca ekstrem akhir tahun → koordinasi dengan BMKG Wilayah I Medan wajib diperkuat.
  • Siapkan rencana evakuasi darurat di semua pelabuhan dan destinasi tepi danau.
  • Aktifkan Pusat Komando Pariwisata (Tourism Crisis Center) sejak 1 Desember 2025.
  • Pastikan alat komunikasi darurat tersedia di kapal dan dermaga (HT, sirene, lifebuoy, pelampung, radar sederhana).
  1. Koordinasi Lintas Sektor
  • Meniru Operasi Lilin 2024, tahun 2025 harus:
    • Ada posko pengamanan & pelayanan terpadu di setiap pelabuhan dan destinasi utama.
    • Keterlibatan aktif TNI–Polri–Basarnas–Dinas Kesehatan–BPBD.
    • Pelibatan komunitas lokal, Pokdarwis, dan relawan wisata sebagai mitra pengawas lapangan.
  • Koordinasi rutin mingguan (Desember 2025) antara Kemenpar, Pemprov Sumut, Pemkab Toba, Samosir, dan Simalungun.
TERKAIT  PAN Curigai AHY Kena Dampak Post Power Syndrome

7. Prioritas Pengawasan & Pengendalian

  • Pengawasan keamanan kapal, kapasitas penumpang, dan standar keselamatan harus diperketat.
  • Larangan overload penumpang dan kendaraan wajib diawasi Dishub dan Polair.
  • Sanksi tegas bagi operator yang melanggar keselamatan atau manipulasi tiket.
  • Audit teknis kapal dan dermaga wajib dilakukan paling lambat akhir November 2025.

8. Kolaborasi dengan Komunitas & UMKM

  • Libatkan UMKM lokal dalam promosi dan penyediaan produk khas (souvenir, kuliner).
  • Fasilitasi area khusus bagi UMKM di sekitar pelabuhan dan destinasi utama.
  • Pastikan harga wajar dan transparan selama periode puncak liburan.

9. Pemantauan dan Evaluasi Pasca Liburan

BERSPONSOR
  • Setelah 5 Januari 2026, lakukan:
    • Evaluasi jumlah wisatawan, transportasi, dan insiden.
    • Survei kepuasan wisatawan.
    • Rapat lintas sektor untuk perbaikan menjelang liburan berikutnya.

Inti Pesan untuk Seluruh Stakeholder

“Belajar dari Desember 2024, fokus Desember 2025 bukan hanya pada peningkatan jumlah wisatawan, tetapi pada keselamatan, keteraturan, digitalisasi layanan, dan kesiapan menghadapi cuaca ekstrem.

Semua pihak — dari pemerintah pusat, daerah, operator kapal, pelaku wisata, hingga masyarakat lokal — harus bergerak terpadu.”

Seluruh catatan ini didasarkan oleh refleksi catatan yang diterima NINNA.ID sepanjang Natal dan Tahun Baru 2024.

- Advertisement -

Penulis/Editor: Damayanti Sinaga

BERSPONSOR

ARTIKEL TERKAIT

TERBARU