Bukit Holbung Semakin Digemari Usai Film Ngeri-Ngeri Sedap

SAMOSIR – Objek wisata Bukit Holbung semakin digemari wisatawan usai rilis Film Ngeri-Ngeri Sedap. Sekalipun hari itu, 30 Oktober hari mendung, rintik-rintik dan hujan, para wisatawan tidak mengurungkan niat untuk mengunjungi lokasi syuting film yang disutradarai Bene Dion tersebut.

Sekalipun akses ke lokasi ini tidak mudah karena di sejumlah jalan terdapat longsor dan perbaikan jalan, travellers tetap menjelajahnya.

Sejak Film Ngeri-Ngeri Sedap muncul di Bioskop, sejumlah agen tour dan travel menjual paket wisata khusus bertemakan judul film tersebut.

Bukit Holbung
Pelancong menikmati keindahan Bukit Holbung Sipege atau Bukit Cinta Samosir dengan bersepeda (Foto/Fredrik Jo)

Hal ini menambah traffic pengunjung ke bukit ini. Karena pengunjung terus bertambah, masyarakat setempat kian bersemangat berwirausaha.

BERSPONSOR

Terdapat warung-warung yang baru dibangun. Selain itu, ada ruang tourist information centre yang dibangun oleh bantuan dana dari Bank Indonesia.

Bagi mereka yang senang menginap di alam terbuka, Bukit Holbung menawarkan ruang untuk memasang tenda di bukit.

Bagi mereka yang senang tinggal di penginapan atau homestay, masyarakat di sekitar bukit tersebut juga menyediakan penginapan yang dipatok seharga Rp300ribu/rumah untuk 2-4 orang.

Arti Bukit Holbung

BERSPONSOR

Kata Holbung sendiri artinya jurang. Nama bukit ini didasarkan fakta sekelilingnya merupakan jurang.

TERKAIT  Gedung Baru HKBP Tarutung Kota "Everlasting White Church"

Untuk menempuh bukit ini, pengendara khususnya supir harus benar-benar ahli untuk melewati jalan tanjakan berkelok.

Tanjakannya juga curam dan saat ini jalan di sini sedang dilebarkan agar memudahkan pengguna jalan melintas.

Di bukit ini hanya terdapat padang rumput liar. Bukit ini bersebelahan dengan bukit-bukit lain yang juga berisi rumput liar. Sering sekali masyarakat melepas kerbau-kerbau mereka di bukit-bukit sekitar.

- Advertisement -

Di bawah bukit terdapat sejumlah desa seperti Desa Sihotang dan desa-desa lainnya.

Jangan kaget jika melihat sejumlah Masjid, Musholla dan banyak warga Muslim di sekitar ini.

Menurut cerita dari masyarakat, ada penduduk setempat yang pergi merantau keluar dan menjadi Muslim. Belakangan ia kembali ke kampung tersebut dan mengajak keluarga dan kerabatnya menjadi Muslim.

Karena dulunya warga Batak di sini belum memiliki agama dan terbuka untuk siapapun, akhirnya sebagian warga di desa ini menjadi Muslim.

Meski demikian, warga di sini masih mengikuti adat-istiadat Batak dan fasih menggunakan Bahasa Batak Toba.

Penulis : Damayanti Sinaga
Editor   : Mahadi Sitanggang

BERSPONSOR

ARTIKEL TERKAIT

TERBARU