SIMALUNGUN – Sabtu bulan Juni tahun lalu bersama anak-anak di Girsang 1 kami berpetualang ke Bukit Simumbang. Bukit Simumbang merupakan salah satu bukit yang ada di Girsang 1, Kecamatan Girsang Sipanganbolon, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara.
Bukit ini masih memiliki hutan lebat. Kami memilih bukit ini karena di bukit ini terdapat pondok untuk istirahat. Menatap Danau Toba dari bukit ini indah, udaranya sejuk. Kita dapat mendengar suara Imbo (sejenis kera) menggelegar dari balik pepohonan yang banyak tumbuh di bukit.
Karena kami semua tinggal di Girsang 1 maka tidak sulit bagi kami untuk berkumpul di suatu tempat. Kami berjalan kaki mulai dari titik kumpul hingga ke Bukit Simumbang. Tidak mudah untuk sampai ke bukit yang ketinggiannya sekitar 1.200 meter di atas permukaan laut ini.
Kami harus beristirahat berkali-kali di tengah jalan untuk sampai ke sini. Ada dari kami yang berkeringat hingga tampak seperti baru mandi. Ada yang hampir tidak tahan lagi mendaki dan memilih menggunakan tongkat.
Tapi, ada yang membuat jerih lelah mendaki terbayar. Sebelum tiba di Bukit Simumbang, kita akan menyaksikan tanaman-tanaman pangan seperti padi, jagung, ubi kayu, tebu, pisang, kopi, tomat, coklat, nenas, alpukat, asam, berbagai kacang-kacangan, rempah-rempah, dan lainnya. Lokasi ini benar-benar menarik untuk dipandang.
Begitu tiba di Simumbang, kita akan melihat hutan lebat di depan mata kita. Sebagian lahan di sini milik kehutanan, sebagian lagi merupakan lahan masyarakat. Akses ini dapat dilewati masyarakat setempat maupun wisatawan untuk menikmati jungle trekking atau menyusuri hutan.
Dari bukit ini, kita dapat menyaksikan pemandangan Danau Toba yang indah dan Parapat yang penuh dengan hotel.
Pepohonan di bukit ini menghasilkan oksigen dan akarnya menjaga Kampung Girsang 1 dari pengikisan tanah saat hujan deras. Karena hutannya cukup lestari, di sejumlah lokasi terdapat sungai tadah hujan.

Sungai ini terbentuk karena adanya hutan tropis sepanjang tahun. Masyarakat setempat memanfaatkan aliran air untuk mengairi sawah dan membudidayakan ikan di kolam-kolam berlumpur.
Di kampung ini kita bisa melihat masyarakat membudayakan diri mereka untuk bertani. Orang tua di sini biasa membawa anak-anak mereka sejak untuk bertani. Budaya inilah yang membentuk karakter anak-anak, mengajarkan mereka pentingnya bekerja keras. Kepada anak-anak diajarkan, segala sesuatu itu harus ada proses. Mulai dari menanam, merawat atau mengurus, memberikan pupuk, membersihkan rumput hingga memanen. Itu semua butuh proses panjang.
Sepanjang hari bersama anak-anak, kami menikmati ekowisata. Kami menyatu dengan alam, menikmati suara-suara binatang di dalam hutan, mengamati berbagai tanaman maupun flora di hutan, menikmati mata air yang sangat segar dan sejuk. Makan siang bersama di pondok, memanjat pohon alpukat dan hal seru lainnya. Petualangan kami sembari belajar dan mengenal alam, ibarat film animasi anak “Dora The Explorer” minus si kera.
Selain mempromosikan ekowisata, masyarakat di Girsang juga sudah menerapkan Agroforestri. Program agroforestri merupakan suatu sistem memadukan penanaman pohon dan tanaman pangan atau padang rumput dengan cara yang aman secara ekologi.
Di Brazil, program ini berhasil menyelamatkan hutan tropis. Para agronom di sana berharap agar agroforestri semakin memasyarakat agar penggundulan hutan ikut melambat. Lewat program ini, masyarakat diajak untuk mencintai hutan.
Tujuan kami ke Bukit Simumbang pun untuk menikmati hutan dan mengajak anak-anak mencintai hutan. Sebab tanpa hutan, manusia tidak bisa hidup. Lokasi ini belum dijadikan sebagai destinasi wisata. Tapi, tidak ada larangan bagi siapapun untuk ke sini sepanjang kita sopan dan tidak melakukan tindakan di luar batas.
Penulis : Damayanti Sinaga
Editor    : Mahadi Sitanggang