Begini Proses Pembuatan Bubuk Kopi Sidikalang

BERSPONSOR

NINNA.ID – DAIRI

Bila menyebut nama Sidikalang, maka orang akan teringat dengan kopi. Aromanya terasa dan rasanya nikmat. Kopi dari Ibu Kota Kabupaten Dairi ini termasuk terbaik di Indonesia dan namanya telah mendunia.

Berkunjung ke Kabupaten Dairi, kurang lengkap rasanya kalau tidak membeli kopi sebagai oleh-oleh. Di kota dingin ini anda juga bisa melihat langsung industri kopi rumahan. Salah satunya milik Bapak Mandala Aritonang, yang dikenal dengan Kopi Ida, berada di Jalan Sudirman, Kecamatan Sidikalang.

Di sini anda bisa melihat lebih jelas proses pembuatan kopi bubuk, mulai menyangrai, penggilingan hingga pengemasan untuk di jual. Saat berada di sini, anda akan merasakan langsung aroma kopi asli Sidikalang yang khas, baik usai di sangrai maupun saat digiling untuk menghasilkan bubuk.

BERSPONSOR

Proses pembuatan kopi bubuk milik Pak Mandala ini masih tergolong semi tradisional, karena untuk menyangrai masih menggunakan wadah terbuat dari drum, yang telah dimodifikasi. Bahan bakarnya juga menggunakan kayu. Dalam menjalankan usahanya itu, Pak Mandala dibantu oleh enam pria.

“Proses pembuatan kopi yang kita lakukan masih cara semi tradisional. Kita menggunakan mesin hanya untuk sangrai dan menggiling kopi bubuk,” kata Pak Mandala kepada Ninna.

Diungkapkannya, jenis kopi yang diproduksi adalah kopi robusta yang dibeli dari pengumpul dan petani yang ada di Kabupaten Dairi. Pak Mandala tak perlu repot ke pasar, kopi itu diantar langsung ke rumahnya.

“Kopi yang kita beli dari pengumpul dan petani merupakan kopi kualitas  terbaik,” ucapnya.

Kopi bubuk merek Ida dengan kemasan masih menggunakan plastik, sangat cocok buat oleh-oleh khas dari Sidikalang. Bagi anda yang ingin membelinya bisa langsung datang ke rumah Pak Mandala atau bisa membelinya  di kedai-kedai  yang ada di Kabupaten Dairi. Bahkan kopi ini juga sudah dijual sampai keluar daerah lho.

BERSPONSOR
TERKAIT  Bubur Hare, Kelezatan Tradisional Batak Toba yang Menyehatkan

“Banyak juga pembeli yang datang untuk dikonsumsi sendiri atau dikirim ke luar daerah, seperti Papua, Kalimantan dan Pulau Jawa,” terang bapak satu anak ini.

Dituturkan Pak Mandala, usaha pembuatan kopi bubuk ini sudah lama digelutinya dan usaha turun temurun dari orang tuanya sejak tahun 1964. Merek Kopi Ida sendiri diambil dari nama kakaknya yang merupakan anak perempuan satu-satunya.

“Kami delapan bersaudara dan hanya satu perempuan yang sampai sekarang namanya digunakan sebagai merek atau brand usaha kami. Kalau saya anak paling kecil dan penerus usaha kopi orang tua,” bebernya.

 

- Advertisement -

Penulis : Fajar
Editor  : Mahadi Sitanggang

BERSPONSOR

ARTIKEL TERKAIT

TERBARU