Bagaimana perang Rusia-Ukraina Mempercepat Krisis Energi Global?

NINNA.ID-Bagi industri energi, 2022 akan dikenang sebagai tahun invasi Rusia ke Ukraina yang mempercepat krisis energi global.

Invasi, dan sanksi Barat berikutnya, menumpuk persoalan baru pada pasokan minyak dan gas.

Perusahaan-perusahaan energi top dunia mundur tergesa-gesa dari Rusia dan menghapus aset puluhan miliar dolar. Negara-negara Eropa bergegas memastikan energi mereka, menjaga agar lampu tetap menyala dan penduduknya tidak mati kedinginan.

Harga gas alam mencapai level tertinggi multi-tahun. Harga minyak hampir $140 per barel, tidak jauh dari rekor sepanjang masa.

BERSPONSOR

Kondisi ini memicu lonjakan inflasi pasca-pandemi yang menyebabkan krisis biaya hidup makin parah di banyak negara.

Invasi dan sanksi Barat berikutnya menyebabkan putusnya pasokan yang telah ada selama beberapa dekade.

Perekonomian besar dunia berjuang guna menemukan sumber energi-menggunakan apa saja dan semua yang dapat mereka temukan untuk menjaga agar lampu tetap menyala.
Pemerintah mendorong, mempercepat penyebaran tenaga surya dan angin.

Tetapi pihaknya juga membeli batu bara. Target perubahan iklim tidak lagi menjadi prioritas.

BERSPONSOR

Pemerintah menghabiskan miliaran dolar untuk menopang utilitas besar seperti Uniper Jerman. Afrika Selatan mengalami pemadaman listrik terburuk dalam sejarah.

Sri Lanka, kekurangan cadangan kas asing, kehabisan bahan bakar.

Invasi Rusia ke Ukraina menyebabkan negara-negara Eropa mengevaluasi kembali hubungan mereka dengan Rusia, yang telah lama menjadi pemasok utama gas alam di benua tersebut. (foto: Reuters)

Mengapa itu Penting?

Invasi Rusia ke Ukraina menyebabkan negara-negara Eropa mengevaluasi kembali hubungan mereka dengan Rusia, yang telah lama menjadi pemasok utama gas alam di benua tersebut.

- Advertisement -

Negara-negara Barat sejak itu telah membahas dan mulai menerapkan batasan harga pada minyak Rusia, sementara Eropa sedang mendiskusikan batasan harga gas dan berinvestasi lebih banyak untuk gas alam cair (LNG) untuk memenuhi kebutuhan energi.

Polandia adalah pasar dengan pertumbuhan tercepat di Eropa dalam hal penambahan pompa panas. Pada saat yang sama, peraturan untuk membatasi kabut asap telah ditunda, dan penduduk semakin membakar bahan apapun yang mereka bisa, baik itu minyak lignit yang berbahaya dan sampah untuk menghangatkan rumah mereka.

TERKAIT  Bank Indonesia Luncurkan Buku Pedoman Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Inklusif Berbasis Kelompok Subsisten

Di Klodzko, kota berpenduduk 28.000 di barat daya Polandia, orang-orang menyimpan sampah untuk bahan bakar, kata walikota, Michal Piszko.

Apa Pengaruhnya di 2023?

Kekacauan belum berakhir. Ekonomi industri besar juga menghadapi kendala pasokan pada 2023. Jika tidak tahun-tahun setelah itu pasti akan muncul kendala.

Pemerintah di Amerika Serikat dan Eropa secara terbuka beralih untuk mendukung “friendshoring” pasokan strategis untuk sekutu, terlepas dari kemungkinan biaya yang lebih tinggi, dan meningkatkan penggunaan paket pajak dan bantuan guna mengembangkan sumber daya nuklir, matahari, angin, dan hidrogen.

Langkah mereka tidak hanya dimaksudkan sebagai tanggapan khusus terhadap Rusia. Langkah tersebut juga digunakan untuk melawan China, dengan mengembangkan sumber daya untuk mengimbangi dominasi negara tersebut dalam produksi panel surya dan penambangan bahan utama baterai.

“Ini akan dianggap sebagai tahun penting, atau benar-benar awal dari sistem yang benar-benar baru,” kata Francesco Starace, CEO Enel Italia, salah satu perusahaan listrik terbesar di dunia.

“Tahun 2022 dan bagian dari 2023 kita semua akan mengatakan, saat itulah semua hal penting ini terjadi. Ini adalah tahun untuk menghentikan kebiasaan dan berubah.”

Menjelang akhir tahun, biaya untuk gas alam dan bahan bakar pemanas turun karena aktivitas ekonomi menurun. Tetapi orang-orang masih berjuang. Kondisi dapat terus berlanjut untuk sementara waktu karena pasokan terbatas menyebabkan lebih banyak lonjakan harga.

“Saya hanya menghangatkan ruangan tempat saya berada dan saya hanya akan menyalakan pemanas selama satu jam. Dan kemudian saya duduk dengan jumper, topi, dan mantel,” kata Ruth Johanne, Pengangguran di Coventry, Inggris, yang tidak mampu menghangatkan seluruh rumahnya di musim dingin.

BERSPONSOR

ARTIKEL TERKAIT

TERBARU