Badan Pengelola Geopark Ajak Komunitas Relawan Capai Green Card

Samosir, NINNA.ID– Badan Pengelola (BP) Geopark Kaldera Toba mengajak komunitas relawan dukung pencapaian green card. Ajakan tersebut disampaikan oleh BP Geopark Kaldera Toba pada Acara Sosialisasi Geopark Kaldera Toba pada Kamis 1 Agustus 2024 di Hotel Vantas Samosir.

Sosialisasi Geopark Kaldera dihadiri oleh berbagai pegiat wisata di antaranya: pemandu wisata, pegiat desa wisata, pokdarwis, pegiat budaya, tokoh agama serta guru yang menjadi perwakilan dari lima geosite yang ada di Kabupaten Samosir.

Di antaranya Geosite Pusuk Buhit, Geosite Tele dan Pangururan, Geosite Huta Tinggi dan Danau Sidihoni, Geosite Simanindo dan Batu Hoda, Geosite Ambarita, Tuktuk dan Tomok.

Acara yang berlangsung selama kira-kira 7 jam ini menghadirkan empat narasumber yang membagikan materi sosialiasi.

BERSPONSOR

Para narasumber tersebut antara lain Sekretaris BP Geopark Kaldera Toba Debbie Panjaitan, Pengelola Geosite Huta Tinggi Tetti Naibaho, dan Kadis Ketapang dan Pertanian Tumiur Gultom yang turut hadir membawakan materi tentang flora dan fauna di Samosir.

“UNESCO memberikan empat rekomendasi untuk dikerjakan oleh BP Geopark Kaldera Toba. Salah satunya diwajibkan untuk menyelenggarakan sosialisasi edukasi. Makanya kami laksanakanlah ini supaya dapat memenuhi empat rekomendasi tersebut. Tahun depan, kita akan kedatangan kembali asesor. Saya yakin Samosir akan menjadi tujuan utama asesor. Mohon Bapak Ibu yang ada di lima geosite, mohon dibenahi-baik tempatnya maupun SDMnya,maupun segala sesuatu pengetahuan tentang geopark di masing-masing geositenya. Supaya kita mendapat kembali status green card,” kata Maike, mewakili Ketua BP Geopark Kaldera Toba yang tidak bisa hadir dalam acara sosialiasi tersebut.

Setelah sesi pemaparan materi oleh para narasumber. Sejumlah peserta mengajukan pertanyaan di antaranya apa tindaklanjut dari sosialiasi Geopark Kaldera Toba yang diadakan hari tersebut, adakah korelasi antara pencapaian Geopark Kaldera Toba dengan wacana ditambahkannya geosite, upaya menangani ikan Red Devil yang dianggap mengganggu keseimbangan ekosistem Danau Toba, dan lainnya.

Hanum Ambarita guru Geografi di SMA Negeri 2 Ambarita mengatakan untuk ketiga kalinya diundang menghadiri acara sosialisasi Geopark Kaldera Toba. Pada undangan sosialisasi pertama, ia bersama murid diundang hadir dalam sosialisasi tersebut. Akan tetapi, menurutnya, tidak ada tindaklanjut yang dilakukan oleh BP Geopark setelah sosialisasi tersebut.

BERSPONSOR
TERKAIT  Ahli Epidemiologi Memprediksi Lebih dari Sejuta Orang di China Meninggal Akibat Covid

“Saya bingung kenapa saya diundang. Tapi saya bersyukur diundang karena bisa menginjak Hotel Vantas ini untuk pertama kalinya. Tapi, setahu saya, selama ini setelah sosialisasi tidak ada tindaklanjut apa yang perlu dikerjakan. Apakah kegiatan ini hanya sekadar habiskan anggaran saja?” tanyanya dalam sesi diskusi tanya jawab.

Pertanyaan tersebut dan deretan pertanyaan lainnya dari peserta segera dijawab oleh para narasumber.

SOSIALISASI GEOPARK KALDERA TOBA
Para peserta yang hadir dalam acara sosialisasi Geopark Kaldera Toba (foto: Damayanti)

Sebelum acara sosialisasi tersebut berakhir, panitia penyelenggara acara membagikan surat pernyataan kepada para peserta untuk ditandatangani.

Surat tersebut berbunyi, “Kami yang bertandatangan di bawah ini, pada hari Kamis 1 Agustus 2024 bertempat di Aula Vantas Hotel, Geosite Simanindo BatuHoda, Kabupaten Samosir. Pada pelaksanaan aktivitas sosialisasi Geopark Kaldera Toba tahun 2024 sebagai penyelenggara Dinas Pariwisata Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara, telah dibentuk Komunitas Relawan Geopark Kaldera Toba. Dalam hal ini relawan siap mendukung upaya pencapaian Green Card terhadap Toba Caldera UNESCO Global Geopar serta pengelolaan di geosite sesuai tiga pilar Geopark dalam hal konservasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat. Demikian surat keterangan ini dibuat sebagaimana mestinya, dan untuk ditindaklanjuti yang membuat pernyataan”.

- Advertisement -
Komunitas Relawan Geopark Kaldera Toba
Surat Pernyataan Komunitas Relawan Geopark Kaldera Toba

Surat tersebut pun mencantumkan nama-nama yang ditunjuk sebagai Komunitas Relawan Geopark Kaldera Toba.

Yellow Card

Sebagaimana diketahui, UNESCO tahun lalu mengeluarkan yellow card atau kartu kuning kepada Badan Pengelola Geopark Kaldera Toba. Kondisi tersebut membuat status Kaldera Toba sebagai Global Geopark terancam dicabut.

Status Kaldera Toba sebagai Global Geopark diperoleh sejak Juli 2020 dalam sidang ke-209 Dewan Eksekutif UNESCO.

UNESCO meyakini bahwa Kaldera Toba memiliki kaitan geologis dan warisan tradisi yang tinggi dengan masyarakat lokal, khususnya dalam hal budaya dan keanekaragaman hayati.

Penulis/Editor: Damayanti Sinaga

BERSPONSOR

ARTIKEL TERKAIT

TERBARU