SAMOSIR – Cerita dari pulau di tengah Danau Toba ini seakan tak habis-habisnya. Jangankan alamnya, rumah makan pinggir jalan sederhana saja bisa luar biasa. Selain panorama alamnya memang indah tiada banding, di warung ini ada olahan ayam khas Batak itu, ayam napinadar.
Lokasinya tidak jauh dari air terjun terkenal, yang sudah diabadikan ratusan ribu orang di medsosnya. Apalagi kalau bukan Air Terjun Efrata dari Negeri Indah Kepingan Surga di Desa Sosor Dolok Kecamatan Harian Kabupaten Samosir.
Tidak jauh dari tempat ini, ada rumah makan milik Torisma Simbolon. Hanya sekira 500 meter dari Efrata. Di sini, ada menu olahan ayam khas Batak, ayam napinadar yang rasa pedasnya sebagai salah satu ciri utama.
Ayam yang tersedia di rumah makan ini, rata-rata beratnya satu kilogram. Kata Torisma Simbolon, ukuran seperti itu yang paling pas untuk masak pinadar. Dagingnya masih empuk dan lezat.
Menunggu hidangan disiapkan selama satu jam, bro dan sista pasti kagum dengan pemandangan dari rumah makan ini. Bentangan Danau Toba dengan kaki-kaki bukit yang menyatu dengan danau, benar-benar seperti taman firdaus yang indah. Udaranya so pasti sejuk.
Satu jam puas menikmati alam dan berfoto, saatnya menikmati masakan spesial. Wah, dari warna dan aroma bumbunya sangat menggoda selera. Rasanya yang kuat dengan andaliman, benar-benar menggetarkan lidah lho bro dan sista. Sampai malu dilihat traveler yang lain, soalnya NINNA.ID lahap menyantap paha.
Untuk satu ekor ayam napinadar ukuran satu kilogram tadi, idealnya untuk dinikmati 8 orang. Harga Rp 200 ribu. Sangat sesuai. Kata orang, ada harga ada rasa lho.
“Kebanyakan ayam-ayam yang dipelihara warga sekitar kampung ini yang kami masak,” jelas Torisma kepada NINNA.ID, belum lama ini.
Ternyata si ibu ini paham efek domino ya bro dan sista. Dia tidak membawa ayam dari pasar, tapi memberdayakan warga pemelihara ayam kampung di sana. Biar sama-sama hidup.
Bro dan sista, sudah dulu ya, sudah sore. Nanti NINNA kemalaman sampai di rumah. Tunggu kabar kuliner NINNA.ID berikutnya.
Penulis : Febe
Editor : Mahadi Sitanggang
