TOBA – Berada Di Desa Siboruon, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba, Sumatera Utara, Air Terjun Siboruon ini cukup menarik perhatian orang yang sedang berada di tempat tertentu di sekitar kota Balige. Sebab dari beberapa lokasi di Balige, keberadaan air terjun Siboruon ini sudah bisa terlihat saat cuaca cerah.
Apalagi setelah hujan, debit air terjun ini akan bertambah sehingga semakin jelas terlihat bagaikan bidadari yang sedang menari dari kejauhan.
Jika ditarik secara garis lurus, air terjun ini tidak begitu jauh dari kota Balige, hanya berjarak tujuh kilometer dari Balige. Jalan ke air terjun ini juga sudah bisa dilalui kendaraan roda empat. Ruas jalan yang penuh tikungan dan tidak begitu lebar, mengharuskan pengendara ke lokasi ini harus ekstra hati-hati.
Sepanjang perjalanan traveler akan melewati perkampungan serta persawahan. Antara persawahan yang satu ke areal persawahan lainnya terkadang ada yang dibatasi oleh perbukitan kecil, sehingga menambah khasanah panorama alam yang unik saat berkunjung ke tempat ini.
Petualangan akan semakin seru taatkala kendaraan dipaksa berhenti saat berpapasan dengan iringan kerbau yang biasa merumput di tepi jalan. Kawanan ternak bertubuh besar itu, biasanya digembalakan oleh beberapa anak-anak penduduk sekitar.
Saat melahap banyak tikungan serta jalan menanjak dan menurun, membuat saat di titik tertentu, Â air terjun seolah sudah dekat, sehingga hasrat ingin segera sampai di sana semakin kuat.
Lebih kurang 30 menit, traveler akan tiba di desa tempat air terjun berada, yaitu Desa Siboruon. Desa ini tidak begitu luas, sehingga cukup mudah untuk mendapatkan informasi dari penduduk desa yang pada umumnya cukup ramah.
Di sini traveler akan diarahkan untuk memarkirkan kendaraan di halaman rumah penduduk.  Suara gemuruh air terjun, sayup-sayup sudah mulai terdengar dari pinggir desa.
Rasa penasaran dengan suara itu, mengajal mata memandang sekeliling, lalu takjub. Bagian atas air terjun kelihatan cukup jelas dari desa itu.
Selanjutnya dengan berjalan kaki sekitar limat menit, traveler dipaksa menengadah kelangit agar bisa menatap puncak air terjun dari bawah.
Dinding air terjun merupakan batuan yang sebahagian ditumbuhi oleh lumut berwarna kehijauan, seolah sisi air terjun ini dilapisi permadani. Air yang terjun dari ketinggian sekitar 40 meter, terhempas ke bebatuan dan membuat percikan air mengangkasa, seolah menciptakan gerimis, yang membasahi siapa saja jika berdiri di sekitar air terjun.
Setelah beberapa lama sepi akibat situasi pandemi Covid-19, objek wisata ini kembali dibuka dan mulai ramai. Amatan ninnA.id saat berkunjung ke lokasi wisata air terjun ini, belum ada pungutan restribusi.
Perlu pengelolaan yang lebih baik, agar daerah tujuan wisata ini bisa bersaing dengan tempat wisata lainnya di kaldera Toba, yang sudah dikelola dengan baik seperti objek wisata Batu Hoda di pulau Samosir.
Penulis    : Asmon Pardede
Editor      : Mahadi Sitanggang