NINNA.ID – AICIS 2022 diselenggarakan Ditjen Pendidikan Islam Kemenag RI secara spesial. Menteri Yaqut Cholil Qoumas, dalam sebuah kesempatan di tahun 2021 memberikan arahan bahwa Indonesia dapat menjadi pemimpin dunia Islam untuk mempromosikan Islam moderat.
Menteri yang akrab dipanggil Gus ini berpandangan, Indonesia memiliki sumber daya besar untuk itu. Di mata dunia, Indonesia banyak berperan sukses dalam kerja-kerja global, baik di forum PBB, OKI, ASEAN, G-20, dan lainnya.
Sebagai negara dengan mayoritas berpenduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia mestinya mampu menjadi pemimpin bagi dunia Islam, dan dunia umumnya.
Apalagi Indonesia belakangan ini telah menjadi salah satu role model negara demokrasi yang mampu mengelola masyarakat multikultural.
Bertepatan penyelenggaraan forum G-20, dengan Indonesia sebagai tuan rumah, kesempatan ini harus dioptimalkan. Forum itu penting untuk mempromosikan kerukunan umat beragama.
Tema utama yang diangkat G-20 terkait dengan “Transforming into a New Era” dengan tagline: “Recover Together, Recover Stronger” telah menginspirasi pentingnya mengangkat isu “transformasi” dalam kajian keilmuan Islam (Islamic Studies) di lingkungan perguruan tinggi, khususnya Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI).
Di era virtual saat ini, hubungan yang cepat berlalu meningkatkan konflik karena teknologi. Akses dan penerimaan informasi yang sangat cepat tidak serta merta mendorong masyarakat untuk aktif mengoptimalkan.
Menyikapi fenomena tersebut, Kementerian Agama menggelar Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) 2022 di Mataram dan Bali.
Pertanyaan besar yang diangkat oleh AICIS juga terkait dengan isu G-20, atau “agama masa depan di G-20”, dengan tiga tema utama: “transformasi digital, manajemen pengetahuan dan ketahanan sosial”.
Tema-tema dan pertanyaan-pertanyaan utama tersebut menjawab perkembangan wacana terkini di tingkat nasional dan global saat ini dan tuntutan studi Islam kontemporer.
Pembahasan di dalamnya bermaksud menjadikan kajian keislaman di Indonesia menjadi perdebatan global di mana transformasi digital dapat menjadi ruh dan media bagi pengembangan ilmu dan pengamalan keislaman berbasis digital.
Penelitian di PTKI harus mampu menghasilkan hasil penelitian yang menawarkan berbagai solusi dan pendekatan digital bagi masyarakat, khususnya umat Islam, untuk merespon dan membentuk masa depan yang lebih progresif.
Selamat kepada panelis AICIS I dan II yang telah menghadirkan ide-ide inovatif untuk kemajuan Indonesia dan peradaban manusia.(kemenag.go.id/Dr H Thobib Al-Asyhar MSi)
Editor : Mahadi Sitanggang