HUMBAHAS – Sebelumnya, kita telah mengulas tentang kesegaran dan kemujaraban Aek Sipangolu, peninggalan Sisingamangaraja yang “hidup”, mampu “memanggil” orang-orang datang dari berbagai penjuru untuk singgah di Lembah Bakara.
Masih dari Lembah Bakara, ada lagi satu pemandian yang sangat jernih dan juga masih berhubungan dengan Sisingamangaraja. Uniknya, pemandian ini merupakan habitat bagi Ihan Batak.
Dituturkan, era kepemimpinan Sisingamangaraja di Lembah Bakara, lebih tepatnya di Lumban Raja, Aek Sitio-tio sudah dikenal sebagai peristirahatan bagi orang-orang yang sedang melakukan perjalanan dari Dolok Sanggul ke Bakara maupun sebaliknya.
Tujuan masyarakat dari Dolok Sanggul turun ke “onan (pasar tradisional)” Lumbanraja di Bakara adalah untuk menukarkan garam demi mendapatkan ikan Jahir dari “partoba (nelayan Batak).”
Para Partoba menangkap ikan dengan bubu dan menjajakan ikan tangkapan mereka di onan. Pada saat itu, permukaan Danau Toba berada persis di “bortean (pelabuhan)” Lumbanraja.
Aek Sitio-tio berada di Desa Siunong-unong Julu, disebut Aek Sitio-tio karena jernih (tio) bagaikan kaca.
Adanya tiga pohon ara yang besar di sekitarnya, bisa jadi memiliki andil membuat air di situ sangat jernih.
Apalagi bagi masyarakat Batak, pohon ara berdaun rindang ini sejak lama dipercaya mampu menahan air dan manyaring air.
Sebelum adanya rute perjalanan Bakara-Dolok Sanggul seperti sekarang, lokasi ini merupakan tempat berteduh yang nyaman.
Konon sejarahnya, terdapat tiga Mual atau mata air yang menjadi sumber utama di pemandian ini, yaitu Mual Purba, Manalu dan Debataraja.
Ketiganya merupakan marga-marga dari masyarakat yang tinggal di sekitar sumber air ini.
Berdasarkan penuturan seorang pegiat wisata sekaligus pelestari ihan Batak, bermarga Lumbangaol mengatakan, Aek Sitio-tio sudah dikenal sejak tentara Belanda tiba di Lembah Bakara.
Tentara Belanda suka dan senang beristirahat di Aek Sitio-tio untuk menikmati kesegarannya setelah kelelahan dalam perjalanan.
Selain tentara Belanda, tempat ini juga sering jadi persinggahan bagi masyarakat yang datang dari Dolok Sanggul ke Bakara maupun sebaliknya.
Tidak hanya singgah untuk membersihkan badan, mereka juga mandi dan melepas dahaga.
Seiring waktu, Aek Sitio-tio dengan kejernihannya semakin dikenal luas. Orang-orang datang dari berbagai penjuru untuk menikmati kesegarannya.
Melihat semakin tingginya tingkat kunjungan ke sana, tempat itu mulai dikembangkan dalam konsep pariwisata.
Beberapa tahun lalu, pemerintah mulai membenahi lokasi Aek Sitio-tio. Dibangunlah beberapa fasilitas seperti penataan lokasi, pembuatan penampungan air, pembuatan sekat pemisah antara pemandian laki-laki dan perempuan, spot selfie serta pemugaran sekitar mata air.
Kini, pemandian Aek Sitio-tio menjadi salah satu objek wisata primadona di Lembah Bakara.
Sayang sekali jika sampai di Lembah Bakara tidak menyinggahi tempat ini. Di mana lagi bro dan sista bisa berenang di air jernih bersama ihan Batak kalau tidak di tempat ini?
Oh ya, Ihan Batak itu merupakan ikan endemik dan langka. Ikan ini juga memiliki makna budaya dalam pranata sosial masyarakat Batak.
Puas mandi sambil bermain dengan ihan Batak, bro dan sista dapat menghangatkan badan di lapak dagangan warga sekitar. Di sini, tersedia mie gomak khas Batak dan kopi lokal yang nikmat.
Tunggu apa lagi bro dan sista, segera masukkan Aek Sitio-tio dalam daftar perjalananmu. Lokasinya hanya 45 menit dari Dolok Sanggul atau 1,5 jam dari Bandara Silangit.
Penulis : Gomgom Lumbantoruan
Editor : Mahadi Sitanggang