Aek Sipitu Dai, Penawar Penyakit Hingga Tempat Keramat

SAMOSIRGunung Pusuk Buhit Kecamatan Sianjur Mulamula Kabupaten Samosir, dipercaya sebagai sebagai gunung sakral, khususnya bagi masyarakat Batak. Gunung yang tak terpisahkan dari Danau Toba ini, memiliki spot-spot menawan. Selain tersohor sebagai wisata alamnya, di kawasan gunung ini terdapat sejumlah wisata budaya yang sangat sakral, salah satunya Aek Sipitu Dai (Air tujuh rasa).

Seperti namanya, Aek yang mengartikan air, Sipitu bemakna tujuh dan Dai adalah rasa, jika diterjemahkan bebas, artinya air tujuh rasa. Nama itu bukanlah kiasan semata. Rasa airnya memang benar-benar memilik tujuh rasa yang berbeda.

Di tempat ini, terdapat tujuh pancuran air dengan rasa air berbeda dari setiap pancuran. Ketujuh rasa itu penggabungan rasa asam, manis dan asin. Selain keunikan rasa itu, Aek Sipitu Dai juga terkenal keramat.

Seorang tua sepuh, warga sekitar tempat itu, Op Masen Limbong yang ditemui ninnA di sana, memercayai, daya magis Aek Sipitu Dai sudah teruji sejak lama. Sampai sekarang, jangan pernah menganggap remeh tempat itu, jika tidak ingin petaka menghampiri.

Sikap dan prilaku di tempat itu harus dijaga. Jangan sampai terpeleset dan jatuh di lokasi Aek Sipitu Dai, sebab taruhannya adalah nyawa. Namun, tidak selamanya jatuh di sana berakhir kematian, tergantung bagaimana posisi dan arah saat terjatuh.

BERSPONSOR

“Dulu kalau seseorang jatuh di sini dan kepalanya menghadap ke arah pembuangan air atau ke arah bawah, maka sudah dipastikan yang jatuh itu akan mati. Sebaliknya, kalau ada seseorang yang jatuh dan kepalanya menghadap arah Gunung Pusuk Buhit atau ke arah atas maka dipastikan yang jatuh itu hidup,” ujarnya sedikit berbisik.

Karena itu, walau akibat jatuh di sana menyebabkan cidera yang parah, tapi poisisi kepalanya menghadap Gunung Pusuk Buhit, maka dengan daya magis Aek Sipitu Dai, dipastikan tetap akan sembuh dan jauh dari bahaya. Waspada bila jatuh dengan kepala menghadap ke bawah. Walau tak ada luka, nyawa terancam melayang.

TERKAIT  Makna Gondang Dalam Budaya Batak (III)

“Jadi, jangan main main dengan Aek Sipitu Dai ini, karena kesakralannya maka airnya bisa dibuat Pagar dan Tawar. Artinya, membentengi kehidupan kita dan menjadi obat bagi berbagai penyakit kita,” tegas lelaki sepuh berumur 87 tahun itu.

Kepada ninnA, dia menjelaskan nama dan kegunaan masing-masing pancuran yang mengeluarkan air berbeda itu. Menurutnya, nama dari tiap pancuran yang selama telah diketahui orang, tidak sepenuhnya benar. Maka, dia menyampaikan nama dan makna Aek Sipitu Dai sesuai dengan yang diyakininya benar.

BERSPONSOR

Mulai dari pancuran paling bawah disebut pancur Aek Hela (menantu laki-laki), lalu pancur Aek Doli (para perjaka),  pancur Aek Pangulu (orang orang tua bahkan sudah usia lanjut).

Berikutnya pancur Aek Ni Poso Poso (para bayi baru lahir), pancur Aek Ni Mardenggan Daging (ibu-ibu hamil),  pancur Aek Nasae (ibu belum punya anak) dan terakhir paling atas, disebut pancur Aek Sibaso (para orang pintar, dukun atau paranormal).

Itulah sebagian kisah yang menyelimuti Aek Sipitu Dai di kaki Gunugn Pusuk Buhit. Sayang melewatkan kawasan ini jika sudah sampai di Kabupaten Samosir. Tempat ini tidak begitu jauh dari Kota Pangururan dan kondisi jalan ke sana terbilang bagus. Bro dan sista, kapan lagi merasakan tujuh rasa air alami. Yuk datang ke Aek Sipitu Dai, dengan menjaga sikap dan prilaku, jangan sampai jatuh terpeleset.

 

- Advertisement -

Penulis     : Jogi S
Editor         : Mahadi Sitanggang

BERSPONSOR

ARTIKEL TERKAIT

TERBARU