NINNA.ID-Pagi ini, suasana di pasar keuangan Asia terasa lebih optimis. Mayoritas bursa saham di kawasan ini bergerak naik, meskipun pergerakannya masih terbatas.
Di tengah tren positif tersebut, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga ikut menguat.
Saat bel pembukaan perdagangan berbunyi, IHSG langsung naik ke level 6.367, membuka peluang bagi indeks ini untuk terus bertahan di zona hijau sepanjang sesi perdagangan hari ini.
Sementara itu, di pasar valuta asing, mata uang rupiah juga menunjukkan penguatan. Rupiah diperdagangkan di level 16.530 per dolar AS.
Akan tetapi, kinerja rupiah tetap bergantung pada langkah-langkah stabilisasi yang dilakukan oleh Bank Indonesia.
Dalam beberapa waktu terakhir, rupiah kerap bergerak berlawanan dengan fundamentalnya, tidak selalu mengikuti tren pelemahan dolar AS akibat berbagai sentimen global yang kurang menguntungkan bagi mata uang Amerika tersebut.
Di sisi lain, ada data ekonomi yang menarik untuk disimak. Pagi ini, rilis data S&P Global Manufacturing PMI Indonesia bulan Februari menunjukkan kenaikan ke level 53,6.

Sumber foto dari internet
Ini menjadi angin segar bagi IHSG, karena menandakan aktivitas manufaktur di dalam negeri yang semakin ekspansif. Tak hanya itu, Badan Pusat Statistik (BPS) juga akan mengumumkan data inflasi bulan Februari.
Ada spekulasi bahwa Indonesia akan mencatat deflasi tipis, yang meskipun terlihat positif, tetap menjadi kekhawatiran bagi pasar karena bisa mencerminkan melemahnya daya beli masyarakat.
Tak hanya faktor domestik, pelaku pasar juga mencermati agenda ekonomi global yang akan berlangsung dalam beberapa hari ke depan.
Beberapa data penting seperti laporan manufaktur dan penyerapan tenaga kerja AS, kebijakan moneter The Federal Reserve (The Fed), serta data cadangan devisa Indonesia akan menjadi faktor yang mempengaruhi pergerakan pasar.
Salah satu hal yang paling dinanti adalah pidato Gubernur Bank Sentral AS, yang bisa memberikan sinyal penting bagi arah kebijakan suku bunga dan likuiditas pasar keuangan global.
Namun, di balik berbagai data dan agenda ekonomi ini, ketidakpastian geopolitik masih menjadi bayang-bayang di pasar keuangan global.
Perseteruan antara AS dan Ukraina terus menjadi perhatian, sementara kebijakan tarif perdagangan yang baru juga mengundang kekhawatiran di kalangan investor.
Dengan kondisi ini, pelaku pasar tetap berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi mereka.
Di sisi lain, harga emas pagi ini mengalami kenaikan tipis dibandingkan dengan perdagangan Jumat sore.
Logam mulia ini kini ditransaksikan di level $2.871 per ons troy, atau sekitar 1,53 juta per gram.
Pergerakan harga emas selalu menarik untuk diperhatikan, terutama di tengah ketidakpastian global yang masih berlangsung.
Sepekan ke depan, berbagai agenda ekonomi ini akan menjadi penentu arah pergerakan pasar.
Pelaku pasar akan terus mencermati setiap perkembangan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, untuk mengambil keputusan yang tepat dalam mengelola investasi mereka.
Penulis: Benjamin Gunawan
Editor: Damayanti Sinaga