SUMUT – Lima Desa Wisata (Dewi) dari Kawasan Danau Toba ikut meriahkan Famtrip Kemenparekraf dalam pengembangan Desa Wisata yang masuk 100 peringkat Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021.
Perwakilan Dewi wilayah Danau Toba peserta Famtrip: Kampung Warna Warni Tigarihit Parapat, Dewi Tipang, Dewi Meat, Dewi Huta Tinggi dan Dewi Pearung. Ada juga perwakilan Dewi dari Aceh, Sumatera Barat, dan Kepulauan Riau.
Famtrip yang diselenggarkan Kemenparekraf/Baparekraf melalui Direktorat Pemasaran Pariwisata Nusantara Deputi Bidang Pemasaran memperkenalkan potensi yang dimiliki Desa Wisata Kampoeng Lama atau Denai Lama, Kecamatan Pantai Labu, Deli Serdang, Minggu kemarin.
Tujuan Famtrip untuk menggali potensi desa wisata, kemudian mempertemukan pengelola desa wisata dengan biro perjalanan wisata (BPW), sehingga meningkatkan nilai tambah melalui penjualan paket wisata, membuat lapangan kerja baru dan mengangkat produk lokal, serta meningkatkan pergerakan wisatawan melalui pembelian paket wisata.
Kehadiran para peserta disambut Irwanto, pengelola Desa Wisata Kampoeng Lama.
“Kampoeng Lama adalah kawasan yang sangat asri. Karena kawasan ini meliputi persawahan dan perkebunan,” tuturnya.
Sementara Koordinator Pemasaran Pariwisata Area 1 (Sumatera) Kemenparekraf, Taufik Nurhidayat, mengatakan Desa Wisata Kampoeng Lama memiliki keunggulan untuk dipromosikan.
“Lewat program ini, kita ingin desa wisata yang ada di sekitar Sumatera Utara, khususnya sekitar Pulau Samosir semakin berkembang. Karena kita tahu ada potensi yang luar biasa di sana,” tuturnya.
Taufik mengatakan desa wisata dalam kebijakannya,selalu mengangkat ekonomi masyarakat, lapangan usaha dan lapangan kerja.
“ini bagian dari implementasi kita di Kemenparekraf dan kebijakan Menteri. Kemudian teman-teman dari desa wisata, yang membawahi enam desa wisata termasuk Desa Wisata Kampoeng Lama,” katanya.
Taufik mengatakan, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sudah memilih desa-desa wisata ke dalam tujuh kategori, yaitu Desa Wisata Terbaik Kategori Konten Kreatif, Desa Terbaik Kategori Desa Digital, Desa Terbaik Kategori Homestay, Desa Wisata Terbaik Kategori Toilet Umum, Desa Wisata Terbaik Kategori Souvenir, Desa Wisata Terbaik Kategori CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability), dan Desa Wisata Terbaik Kategori Daya tarik Wisata.
“Makanya salah satu kriteria dan kategori terakhir yang diusulkan adalah desa wisata yang terbaik dalam hal kelembagaan,” katanya.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno berpesan, agar perkembangan desa wisata terus didorong.
“Desa wisata memiliki potensi besar untuk membantu ekonomi masyarakat. Sebab, banyak sektor yang bisa menggeliat baik sektor wisata melalui sejumlah destinasi alam maupun buatan atau sektor ekraf. Desa wisata memberikan pengalaman tamasya yang berbeda. Karena wisatawan bisa berinteraksi dengan alam, budaya dan masyarakat lokal,” ujarnya.
Salah Seorang Peserta Dewi dari Tigarihit Danau Toba, SL Sipahutar, mengaku salut dengan dengan Dewi Kampung lama yang totalitas membangun wisata buatan desa.
“Sangat luar biasa gebrakan Dewi Kampung Lama, semoga bisa ditiru oleh pengelola dewi lainnya di Danau Toba, atraksi budaya, sanggar seni dan baca, kebersihan, pojok UMKM untuk souvenir, kuliner dan kriya, pokoknya sangat baguslah jadi Dewi percontohan,” Ungkap Sipahutar.
Penulis : Ferindraha
Editor : Mahadi Sitanggang