NINNA.ID – PT Pos Indonesia (Persero) hendak melantai di penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering atau IPO) dalam tempo dua tahun ke depan.
Direktur Keuangan & Manajemen Risiko PT. Pos Indonesia (Persero) Endy PR Abdurrahman membenarkan bahwa perseroan berencana mengarah ke IPO pada tahun 2025 sejalan dengan penerbitan obligasi.
“Rencananya (IPO) seperti itu, jadi mudah-mudahan dengan obligasi ini perjalanan lebih baik, sehingga Pos pun dipacu menjalankan perusahaannya dengan tata kelola lebih baik. Dengan begitu, kita mengharapkan dapat menjadi leader di pasar dan targetnya tentu IPO di 2025,” kata dia dalam Market Buzz Power Breakfast IDX, baru-baru ini.
DIlansir dari IDXchannel, pasca rilis obligasi senilai Rp500 miliar akhir tahun lalu, PT Pos Indonesia (Persero) akan melakukan transformasi untuk memanfaatkan pertumbuhan bisnis logistik.
Menurut Endy, IPO merupakan target yang cukup ambisius agar membuat PT Pos akan lebih transparan, responsibel dan akuntabel.
Sebelumnya, target IPO juga sudah digadang-gadang oleh Menteri BUMN Erick Thohir yang tegas bakal membawa perusahaan BUMN untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
PT Pos Indonesia adalah BUMN yang dimiliki 100% oleh pemerintah Indonesia. Perusahaan yang berdiri 26 Agustus 1746 ini memiliki empat portofolio bisnis yaitu bisnis jasa keuangan, jasa kurir, jasa logistik dan jasa properti.
Pos Indonesia saat ini memiliki coverage terluas dibandingkan dengan perusahaan sejenis, yang meliputi 62.239 chanel fisik dan lebih dari 4.800 kantor.
Endy juga berharap, dengan menjadi emiten, Pos Indonesia akan lebih transparan. Selain itu, juga responsible, dan akuntabel.
Adapun Pos Indonesia memiliki empat portofolio bisnis, yaitu bisnis jasa keuangan, jasa kurir, jasa logistik, dan jasa properti.
Portofolio bisnis Pos Indonesia didukung oleh tiga anak perusahaan, yaitu PT Pos Finansial Indonesia yang bergerak di bidang pengembangan jasa keuangan dan solusi digital; PT Pos Logistik Indonesia untuk pengembangan bisnis logistik, dan PT Pos Properti Indonesia untuk leverage aset properti perusahaan.
Dia juga menambahkan, logistik memiliki prospek yang besar seiring meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang disumbang konsumsi.
“Kalau bicara logistik kita bicara muatan yang lebih dari 35 kg, kalau dibawah itu paket, kalau melihat ‘kue’ yang sangat besar ini tentu banyak pemain dan salah satu adalah posisi Pos indonesia, sebagai BUMN kita bisa manfaatkan sinergi BUMN,” jelas Endy .
Dia mengaku PT Pos ketinggalan dari inovasi jumlah outlet di tiap daerah. Ada 700 perusahaan bisnis ini, namun menurut Endy hanya ada 5 pemain utama.
“Jadi dalam perkembangannya kita melihat bahwa bisnis ini akan mencapai keseimbangan baru, kita lihat startup bisnis mengalami kesulitan dengan cara persaingan yang sekarang,” ungkap Endy.