NINNA.ID-Tahun 2024 menjadi momen penting dalam kebangkitan sektor pariwisata Indonesia pasca-pandemi. Berdasarkan data terbaru, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia mencapai 13,90 juta, meningkat sebesar 19,05% dibandingkan tahun sebelumnya.
Angka ini menunjukkan optimisme tinggi bagi para pelaku usaha di sektor pariwisata. Statistik mencatat bahwa puncak kunjungan wisatawan terjadi pada bulan Juli-September dan Desember.
Musim liburan musim panas di negara-negara Eropa dan Amerika menjadi faktor utama meningkatnya jumlah wisatawan pada pertengahan tahun.
Sementara itu, perayaan Natal dan Tahun Baru mendorong peningkatan signifikan di bulan Desember.
Memahami pola ini dapat membantu pelaku usaha mempersiapkan strategi pemasaran dan layanan yang lebih optimal.
Asal Wisatawan dan Destinasi Favorit
Lima negara penyumbang wisman terbesar ke Indonesia pada 2024 adalah Malaysia, Australia, Singapura, Tiongkok, dan Timor Leste.

Secara geografis, mayoritas wisatawan berasal dari kawasan ASEAN (34,54%), diikuti Asia selain ASEAN (27,67%), dan Eropa (17,10%).
Adapun destinasi wisata favorit yang menjadi daya tarik utama meliputi Bali, Jakarta, Yogyakarta, Lombok, dan Labuan Bajo. Bandara Ngurah Rai, Bali, menjadi pintu masuk utama dengan 45,38% dari total kunjungan wisman, disusul oleh Bandara Soekarno-Hatta (18,16%) dan Pelabuhan Batam (9,47%).
Berikut adalah ringkasan menyeluruh dari dokumen Statistik Kunjungan Wisatawan Mancanegara 2024 yang disusun oleh Badan Pusat Statistik (BPS):
- Tren Kunjungan Wisatawan Mancanegara
- Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia pada tahun 2024 mencapai 13,90 juta, meningkat 19,05% dibandingkan tahun sebelumnya.
- Puncak kunjungan terjadi pada bulan Juli-September (liburan musim panas) dan Desember (perayaan Natal & Tahun Baru).
- Tren ini menunjukkan pemulihan sektor pariwisata setelah pandemi COVID-19, dengan angka kunjungan mendekati periode sebelum pandemi (16,11 juta kunjungan pada 2019).
- Asal Wisatawan dan Pintu Masuk Utama
- Wisatawan terbanyak berasal dari Malaysia (16,4%), Australia (12,0%), Singapura (10,1%), Tiongkok (8,6%), dan Timor Leste (5,6%).
- Sebagian besar wisatawan masuk melalui Bandara Ngurah Rai, Bali (45,38%), diikuti Bandara Soekarno-Hatta (18,16%) dan Pelabuhan Batam (9,47%).
- Pola Perjalanan dan Lama Tinggal Wisatawan
- Wisatawan dari Rusia memiliki durasi tinggal terpanjang (28,78 malam), sedangkan wisatawan dari Hongkong memiliki durasi terpendek.
- Rata-rata lama kunjungan wisatawan adalah 7,6 malam, turun dari 8,5 malam di tahun 2023.
- Peluang dan Tantangan bagi Industri Pariwisata
- Destinasi Favorit: Bali, Jakarta, Yogyakarta, Lombok, dan Labuan Bajo tetap menjadi daya tarik utama.
- Peluang Usaha: Peningkatan kunjungan membuka peluang bagi industri hotel, transportasi, restoran, dan pemandu wisata.
- Strategi Pengembangan: Infrastruktur pariwisata, promosi digital, pengembangan wisata berkelanjutan, serta peningkatan layanan dan kerjasama internasional menjadi faktor penting dalam memperkuat sektor ini.
Secara keseluruhan, laporan ini menggambarkan optimisme tinggi terhadap pemulihan pariwisata Indonesia serta memberikan wawasan penting bagi para pelaku usaha untuk menangkap peluang dari pertumbuhan sektor ini.
Dengan meningkatnya minat wisatawan asing untuk berkunjung ke Indonesia, sektor pariwisata diprediksi terus berkembang.
Para pelaku usaha diharapkan dapat beradaptasi dengan tren ini untuk memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan dan memberikan pengalaman terbaik bagi wisatawan mancanegara.
Penulis/Editor: Damayanti Sinaga