135 Tahun Terang Injil dan Harapan Baru dari GBKP

Sibolangit, NINNA.ID-Di tengah hijaunya alam Retreat Centre Sukamakmur, ratusan pelayan Tuhan berkumpul dalam Sidang Majelis Sinode ke-37, seraya merayakan 135 tahun masuknya Injil ke Tanah Karo — sebuah tonggak perjalanan panjang iman, budaya, dan peradaban.

Perayaan kali ini tak sekadar seremoni. Ia menjadi ruang perjumpaan antara spiritualitas dan tanggung jawab sosial.

Di sinilah, suara-suara harapan untuk Sumatera Utara yang lebih inklusif dan berdaya digaungkan.

“Dengan semangat Kolaborasi Sumut Berkah, mari kita bersama membangun Sumatera Utara yang lebih baik,” ujar Gubernur Sumut Muhammad Bobby Afif Nasution, dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan oleh Kepala Dinas Perhubungan, Dr. Agustinus Panjaitan.

Gubernur menaruh harap besar pada gereja — bukan hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat pembentukan karakter, nilai moral, dan semangat kebangsaan.

“GBKP selama ini sudah jadi bagian penting dalam pembangunan, baik di bidang sosial maupun pembentukan karakter umat,” katanya.

GBKP
Kepala Dinas Perhubungan, Dr. Agustinus Panjaitan mewakili Gubernur Sumut Muhammad Bobby Afif Nasution memberikan kata sambutan dalam Sidang Majelis Sinode ke-37.

Bukan tanpa alasan. Sejarah mencatat, sejak Injil pertama kali hadir di Tanah Karo pada akhir abad ke-19, GBKP telah menjadi motor penggerak perubahan.

Dari pelosok desa hingga kota, jejak pelayanan gereja ini terasa dalam bidang pendidikan, kesehatan, hingga pemberdayaan ekonomi.

BERSPONSOR

Dr. Jeane Marie Tulung, Dirjen Bimas Kristen Kemenag RI, mengingatkan pentingnya peran GBKP di tengah dunia yang terus berubah.

TERKAIT  Rekrutmen PPPK Nakes Dibuka, Penuhi Syaratnya

“Gereja harus tetap menjadi terang dan garam di tengah masyarakat yang majemuk. Merawat keberagaman dan menjawab tantangan global adalah panggilan zaman,” tegasnya.

Bupati Karo, Antonius Ginting, dalam sambutannya menyebut GBKP sebagai mitra strategis pemerintah.

“Harapan saya, melalui Sinode ini bisa menghasilkan keputusan yang bijak demi kemajuan jemaat dan masyarakat Karo,” ujarnya, seraya menyinggung peran gereja dalam pendidikan dan pelayanan sosial yang menyentuh akar rumput.

- Advertisement -

Di sela-sela sidang, suasana hangat terbangun dari perbincangan para pendeta, aktivis gereja, dan jemaat yang datang dari berbagai penjuru.

Semua hadir dengan semangat yang sama: mencari arah baru pelayanan yang kontekstual dan berdampak luas.

Tahun ke-135 ini bukan sekadar angka, tapi refleksi dari perjalanan iman yang panjang dan penuh perjuangan.

Di tengah tantangan zaman — dari perubahan sosial hingga gempuran digitalisasi — GBKP ditantang untuk terus relevan, terbuka, dan kuat dalam pelayanan.

Sibolangit, pada hari itu, bukan hanya menjadi tempat berkumpul. Ia menjadi titik temu antara sejarah dan masa depan.

Dan dari tempat itu, semangat baru untuk membangun Sumatera Utara kembali dinyalakan — dengan Injil sebagai pelita, dan pelayanan sebagai jalannya.

Penulis: Gugun
Editor: Damayanti Sinaga

BERSPONSOR

ARTIKEL TERKAIT

TERBARU