NINNA.ID – SAMOSIR | Mereka adalah anak-anak Sanggar Angel Elkanaen yang sedang berlatih tari ataupun Tortor Batak. Warga sekitar terminal Onanbaru, Desa Pardomuan 1, Kecamatan Pangururan Samosir, sudah bisa menebak saat mendengar suara hitungan dari satu sampai delapan.
Berumah di sana membuat lantunan suara anak-anak diiringi musik membahana sedang berlatih, menjadi pembeda dengan suara-suara tak bernada di sekitar terminal. Musik yang mereka gunakan bukanlah seperangkat alat musik modern, tetapi alat musik tradisional Batak berupa gondang dan uning-uningan lainnya seperti hasapi, sulim, garantung dan juga ogung. Itulah keseharian Sanggar Angel Elkanean, dalam membina anak-anak.
Ada sosok yang paling menginspirasi di sanggar itu, Bunda. Demikian anak-anak asuhnya memanggil Marlita Simbolon, S.Pd. Wanita berusia 50 tahun ini sudah 11 tahun mengasuh Sanggar Angel Elkanean. Sejak didirikan 11 tahun lalu itu, generasi awal sanggar ini sudah berkarya di banyak tempat.
Berbekal dari sanggar bunda ini, banyak anak-anak asuhnya terus aktif di bidang seni, seperti seni tari di universitas, saat anak-anak asuhnya melanjutkan jenjang pendidikan. Saat ini Bunda aktif mengajar di SMA Negeri 1 Pangururan dan sukses menjadi abdi negara sebagai seorang PNS di tahun 2019.
Saat ini anggota Sanggar Angel Elkanean ada 67 orang mulai dari anak-anak yang belum sekolah hingga anak-anak yang sedang kuliah. Jika dihitung sejak tahun 2010, Bunda mengakui tidak tahu lagi seberapa banyak persisnya. “Banyaklah,” ujar Bunda
Di Kota Pangururan, sanggar ini merupakan salah satu sanggar yang terbesar. Anak-anak dibina untuk manortor (tari), musik, lagu-lagu opera, andung (senandung), serta permainan anak-anak.
Sempat Berhenti Sepeninggalan Suami
Dalam perjalanannya, Sanggar Angel Elkanaen pernah diselimuti pilu. Kala itu, lama tak terdengar suara khas hitungan sampai delapan di Terminal Onan Baru. Sanggar tampak sepi. Ketua Sanggar, suami Bunda dilanda sakit. Bunda masih berusaha sekuat tenaga dan berserah kepada Tuhan. Tapi bukan kehendak Bunda yang terjadi.
1 November 2017, suara bernada dari alat musik tradisional yang bisa menghibur orang di sana, berubah menjadi raungan suara sirene ambulans yang mencekam, membawa jasad Ketua Sanggar dari Medan. Ketua Sanggar, suami Bunda, telah telah berpulang ke Rumah Bapa. Tangis pecah, di Sanggar Angle Elkanean.
Pasca kesedihan itu, lama tak terdengar suara khas hitungan sampai delapan. Bunda akhirnya bangkit, berjuang sendiri demi keenam putra-putrinya. Sekilas Bunda bercerita, anak sulungnya sekarang sudah jagoan bernyanyi dan telah menamatkan kuliah dari UNIMED. Menyusul, adiknya yang juga akan segera menyandang predikat sarjana. Dari 6 orang anaknya, hanya Anugerah si bungsu satu-satunya penerus marga suami Bunda.
“Dimasa pandemi, wah…berat sangat”, sedih raut wajah Bunda ditanya kondisi terkini. Berjuang sendiri, Bunda sering terlihat sangat lelah. Walau sudah menjadi abdi negara, dia masih rajin berladang. Saat menyambangi Bunda, NINNA sempat mencicipi kacang hasil panennya. Kacangnya direbus , enak.
“Tak banyak hasilnya. Tapi Puji Tuhan-lah, sedikit banyak membantu”, tuturnya tetap semangat. Semangat Bunda ini sangat menginspirasi. Semangatnya membina sanggar di tengah pandemi masih terjaga.
Pandemi Covid-19 telah memutus penghasilan Bunda untuk menghidupi sanggar seni. Banyak pekerjaanya terhenti. Mulai dari menyambut pengantin di pesta pernikahan, menyambut tamu-tamu kehormatan pemerintah, mengisi berbagai acara, shoting, pemotretan, semuanya berhenti.
“Syukurnya ada dukungan dari BPNB Aceh yang membantu kami tetap berkarya” jelas Bunda.

Saat ini Bunda menyebutkan ada kegiatan melatih 30 orang anak-anak di desa, dalam kegiatan Atraksi Komunitas di Kawasan Danau Toba. Walau prokes dijalankan sangat ketat, setidaknya roh Sanggar Angel Elkanean bangkit lagi.
Impian Manggung di Luar Negeri
“Bunda bermimpi, suatu saat Bunda dan anak-anak Sanggar bisa manortor di luar negeri. Itu suatu kerinduan. Cita-cita yang masih belum terwujud, walau sudah banyak prestasi diraih Sanggar Angel Elkanean ,” ungkap Bunda atas mimpi yang belum terwujud itu.
Raihan Sanggar Angel Elkanaen terbaru, Juara 1 Festival musik tradisional Batak Toba Juni 2021 yang dilaksanakan oleh Dinas pariwisata dan kebudayaan SUMUT, Juara 1 mamitta gondang, mangandung, manortor, musik tradisional pada tahun 2018 di Festival Budaya Batak yang diadakan oleh TB CENTER SILALAHI dan Juara 1, tortor dan maminta gondang pada tahun 2018 pada festival tortor di Kawasan Danau Toba dan masih banyak lagi.
Terlibat Dalam Produksi The Heart Beat Of Toba
Moment luar biasa yang dicapai, saat anak-anak sanggar Angle Elkanean dipercaya menjadi talent dalam produksi “The Heart Beat of Toba”, Detak Jantung Toba Wonderful Indonesia 2021 produksi Kemenparekraf RI.

Salah seorang talent anggun yang diabadikan dalam sebuah clip di dalam Danau Toba, diperankan oleh putri kedua Bunda Marlita Simbolon, Anita Br. Situmorang yang memang cantik dan menawan.
Sembari menyaksikan anak-anak sanggar memainkan tari tradisional Batak, tortor Batak, memainkan alat musik tradisional Batak, NINNA mendengarkan kalimat penyentuh hati untuk anak-anak sanggar.

“Jangan pernah lelah dan lengah, jangan sepele dengan semut yang amat kecil tapi bisa mematikan gajah. Dan apapun prestasi yang sudah pernah kita raih tetap rendah hati,” – Bunda Marlita Simbolon.
Penulis : Febe Adriella
Editor : Mahadi Sitanggang