NINNA.ID – Saat bepergian ke suatu tempat, kita pasti ingin cepat berbaur dengan penduduk setempat. Kita ingin mempelajari kebiasaan dan cara hidup mereka. Bisa jadi, kita tertarik untuk terlibat dalam salah satu kegiatan mereka. Tapi, itu pasti membutuhkan upaya pendekatan. Salah satu pendekatan terbaik adalah pendekatan bahasa.
Ya, bahasa bisa menjadi metode pendekatan terbaik kita untuk akrab dengan seseorang. Tidak heran jika kita menggunakan bahasa penduduk setempat, mereka akan lebih mudah menerima kita. Hal paling menguntungkan saat travelling kita gunakan bahasa setempat, kita berkesempatan dapat harga lebih murah dibandingkan wisatawan biasa.
Berikut sejumlah kosakata yang bisa bikin kamu cepat akrab sama warga Batak Toba. Saat mengucapkan kosakata ini, kamu perlu berupaya mengucapkannya sesuai dengan logat Batak Toba.
1. Horas! Kosakata ini paling lazim kita dengar di kalangan suku Batak Toba. Kata ini punya sejumlah arti. Kata Horas bisa diartikan selamat datang, sehat, halo dan lainnya. Misalnya, saat kamu berjumpa dengan seseorang saat travelling di Kawasan Danau Toba, kamu bisa menyambut mereka dengan melambaikan tangan sambil berkata,” Horas!”
Saat kamu hendak memasuki sebuah rumah dan sudah melihat salah seorang menyambutmu, kamu pun bisa menyapanya “Horas!” Jangan heran jika lawan bicara akan membalasnya dengan kata Horas. Sebab, arti horas artinya bisa halo dan sehat.
2. Boha kabar? Artinya apa kabar? Kata ini biasa dilontarkan seseorang yang sudah lama tidak jumpa atau baru saja jumpa. Mirip dengan Bahasa Indonesia. Biasa dibalas,” Sehat” jika sehat. “Hurang sehat” jika kurang sehat.
3. Beta! Artinya ayo. Kata ini kerap diucapkan seseorang jika mengajak kawan ke suatu tempat atau mengerjakan suatu pekerjaan. Jika nanti kamu akan travelling, kamu bisa bilang ke warga setempat, “Beta!”. Beta tu Aek Rangat! Artinya, ayo ke Aek Rangat. Beta marfoto! Artinya ayo berfoto.
4. Boru aha hamu? Ini pertanyaan umum dan bisa ditanyakan kepada wanita, tidak soal usianya berapa. Boru aha hamu artinya kamu boru apa? Kata boru ditujukan hanya kepada wanita. Untuk pria, kamu bisa ajukan “Marga aha hamu?”
Tapi pertanyaan no lima sebaiknya jangan kamu terapkan ke wanita atau pria yang lebih tua darimu. Kecuali jika kamu melihat lawan bicaramu supel dan tidak tertutup.
5. Ise goarmu? Artinya siapa namamu? Sebaiknya tidak dilontarkan kepada wanita atau pria yang lebih tua sebab budaya suku Batak Toba sangat tabu jika yang lebih muda menama-namai yang lebih tua. Itu sebabnya, jika seseorang sudah berkeluarga atau sudah punya anak, nama anaknyalah yang akan disematkan sebagai gelarnya. Pertanyaan ise goarmu kamu bisa ajukan ke orang yang seumuran atau di bawah umurmu.
6. Jika kamu sangat penasaran dan ingin mengingat nama orang yang lebih tua yang kamu jumpai, kamu bisa memperhalus bahasamu dengan kosakata ini “Aha do panjouan muna di huta on?” Artinya apa panggilan Ibu/Bapak di kampung ini? Bisa jadi dia akan menjawab, ”Ahu Omak ni si Tika” Artinya aku mamaknya si Tika.
7. Aha? Ini bukan seperti bunyian ‘Aha’ dalam bahasa Indonesia yang sering dikeluarkan karena menemukan sesuatu. Kata “Aha” artinya “Apa”.
“Aha do na masa?” artinya “Apa yang sedang terjadi” Suku Batak Toba dulunya terkenal perhatian dan peduli satu sama lain. Jika terjadi sesuatu yang aneh di suatu kampung, mereka akan bertanya satu sama lain,” Aha do na masa?”
8. Boasa? Ada sebuah lagu karya Marlundu Situmorang berjudul boasa. Kamu akan sering dengar kata ini selama berada dekat warga setempat. Boasa artinya mengapa. Boasa ma ikkon pajumpang hape ikkon marsirang lirik sebuah lagu karya Victor Hutabarat. Artinya kenapa harus berjumpa padahal akhirnya harus berpisah.
9. Manat-manat da. Artinya hati-hati. Manat-manat hamu na da. Artinya hati-hati kalian. Kata-kata ini bisa kita ucapkan bila seseorang melintas di jalan atau saat membawa sesuatu yang berat.
10. Sai horasma na tading. Seperti tadi disebutkan di awal, kata horas bisa diartikan sehat atau selamat tinggal. Sai horasma na tading artinya semoga sehat yang tinggal atau selamat tinggal.
Jika kamu ingin lebih cepat membaur dengan warga suku Batak Toba, kamu bisa gunakan pendekatan silsilah (partuturan). Tapi kamu harus tahu aturan partuturan. Tidak bisa asal jadi. Jika kamu memang ingin menjalin hubungan langgeng dan harmonis bersama suku Batak Toba, gunakanlah partuturan ini.
Misalnya, saya boru Sinaga. Jumpa dengan pria bermarga Sinaga yang umurnya tidak jauh dari saya, saya bisa memanggilnya dengan sapaan Ito. Jika umurnya lebih tua dari umur ayah saya, saya bisa sapa Bapa Tua. Sebaliknya, yang lebih muda dari umur ayah saya, saya panggil Bapa Uda.
Jika jumpa dengan wanita boru Sinaga yang umurnya tidak jauh dari saya, saya bisa memanggilnya dengan sapaan anggi atau adek untuk yang lebih muda, kakak untuk lebih tua. Jika umurnya jauh lebih tua dari saya, saya bisa panggil dia Namboru.
Sapaan Tulang itu diartikan paman. Tulang memaksudkan pria tersebut semarga dengan ibu yang melahirkan kita. Namun, sapaan tulang bisa kita gunakan ke siapa saja jika kita tidak menemukan adanya hubungan kekerabatan dari marga Ayah atau Ibu yang melahirkan kita.
Ada sejumlah partuturan lain. Kamu tidak perlu menguasai semuanya. Hal yang umum disebutkan di sini saja kamu benar-benar kuasai dan terapkan, kamu pasti cepat membaur dengan penduduk di Kawasan Danau Toba. Selamat mencobanya.
Penulis : Damayanti Sinaga
Editor : Mahadi Sitanggang